BANYUWANGI, KOMPAS.com – Sebanyak 72 santri pondok pesantren di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, keracunan makanan pada Minggu (3/8/2025).
Para santri yang keracunan segera dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD Blambangan dan saat ini 18 santri masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi telah melakukan surveilans awal dan pengamatan gejala melalui uji laboratorium di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Banyuwangi.
Baca juga: Ratusan Siswa di Kupang Keracunan MBG, Ini yang Diuji BPPOM
“Dugaan penyebab keracunan makanan akibat kontaminasi biologis dari bakteri Salmonella, E. coli, Shigella, atau Staphylococcus aureus,” kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, Selasa (5/8/2025).
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penyimpanan makanan yang tidak higienis, bahan baku tercemar, proses pengolahan yang tidak memenuhi standar sanitasi, hingga peralatan masak dan tangan petugas yang tidak bersih.
Baca juga: Minta Maaf Kepada Orangtua Siswa Keracunan MBG di NTT, BGN: Diduga Terkontaminasi Saat Distribusi
Dinkes Banyuwangi pun telah mendistribusikan oralit, obat dan vitamin untuk pemulihan santri, di samping edukasi pengelolaan dapur ponpes yang higienis serta sanitasi pangan yang baik.
“Kami terus memantau kondisi santri yang dirawat,” ujar Amir.
Dinkes Banyuwangi terus berkoordinasi terkait perawatan bagi pasien dengan gejala sedang sampai berat, serta melakukan monitoring santri lain yang berpotensi menunjukkan gejala lanjutan.
“Ini akan dilanjutkan untuk penyelidikan epidemiologi lanjutan oleh tim surveilans dari Dinkes dan Labkesda,” tambahnya.
Penyelidikan lanjutan tersebut berupa wawancara kepada pihak terkait untuk mengetahui jenis dan jumlah makanan terakhir yang dikonsumsi.
Selain itu, penelusuran waktu gejala muncul, penentuan attack rate, pengambilan sampel dan pemeriksaan juga dilakukan oleh tim Labkesda dan tim Kesehatan Lingkungan.
Begitu juga dengan pengambilan sampel dan pemeriksaan makanan tersisa, seperti sumber air minum, usap peralatan masak dan tangan petugas dapur, serta sampel feses pasien atau rectal swab.
“Untuk mencegah kejadian ini kami mengimbau untuk terus menjaga kebersihan dapur dan pengelolaan bahan pangan yang baik,” pesan Amir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.