Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

78 Persen Siswa Belum Mampu Berpikir Analitik

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Kepala Pustekkom Kemendikbud RI, Dr Ir Ari Santoso DEA dan anggota DPR RI Djamal Aziz, B.Sc, SH, MH melakukan kunjungan kerja di Banyuwangi. Kali ini, mereka mengunjungi kampus Stikes Banyuwangi pada Minggu (15/9) kemarin. Tema yang diusung adalah sosialisasi pemanfaatan informasi teknologi (IT) pada dunia pendidikan. Peserta yang diundang adalah guru PAUD hingga dosen.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Stikes Banyuwangi Dr. H Soekardjo dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan sosialisasi pemanfaatan IT bagi dunia pendidikan. Menurut dia, penggunaan IT dalam dunia pendidikan sangat vital peranannya. Sebab, IT dalam mengintegralkan dunia pendidikan menjadi lebih produktif, kreatif, dan inovatif.

“Saat ini kebutuhan tenaga kerja tidak hanya ditekankan pada penguasaan IT secara praktek, namun juga bagaimana bisa lebih kreatif dan inovatif,” jelas mantan Ketua PPNI Banyuwangi itu. Pustekkom Kemendikbud RI, Dr Ir Ari Santoso, DEA dalam paparannya mengatakan, pembelajaran abad 21 berbasis rumah belajar.

Menurut Ari, model pembelajaran abad 21 adalah pembelajaran yang diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu. Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah bukan hanya menyelesaikan atau menjawab masalah. “Menurut survey, 78 persen anak didik kemampuannya masih dasar, belum mampu berpikir analitik.

Bukan berarti siswanya bodoh, tetapi kemampuan analitiknya rendah dan kemampuan berbahasa juga masih rendah. Untuk itu perubahan kurikulum sangat penting,” kata Ari. Pembelajaran model abad 21 bukan guru yang banyak bicara, namun justru anak didiklah yang harus banyak bicara. Guru tidak dianggap sebagai satu sumber, namun anak didik harus belajar dari berbagai sumber.

Pengembangan kurikulum 2013, selain untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang melekat pa da kurikulum yang lama, bertujuan ju ga untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan (mempresentasikan), apa yang di per oleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pembelaj aran.

Sementara itu, anggota DPR RI Djamal Aziz, B.Sc, SH, MH menambahkan perkembangan ilmu pengetahuan di abad 21 mengalami banyak peningkatan. Produktivitas, kreativitas, inovasi, dan efektivitas dalam memberdayakan ilmu pengetahuan saat ini merupakan hal yang harus dikuasai bagi mereka yang ingin tetap bertahan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Sudah sewajarnya hal ini di antisipasi oleh setiap elemen pendidikan guna menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi saat ini. (radar)