Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Air Terjun di Lereng Raung yang Mirip Jari Telunjuk

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

airterjunHAWA dingin sangat terasa. Rembesan air Sungai Badeng terasa menusuk tulang. Pakaian masih basah setelah mandi di kubangan air terjun Selendang Arum. Setelah dirasa cukup, akhirnya tim putar balik untuk melanjutkan penjelajahan menaklukkan dan mengupas potensi wisata di kawasan hutan lereng Gunung Raung. Seperti saat berangkat, perjalanan yang dilalui adalah menyisir tepi sungai. Tapi, kali ini perjalanan seolah-olah terasa lebih cepat.

Tim ekspedisi berhasil mendaki tebing untuk pulang. Rasa lelah nyaris tidak terlihat dari personel ekspedisi siang itu. Semua tim tampak dengan wajah penuh semangat. Hamparan sayur selada yang hijau membuat panorama semakin indah. Air grojogan yang mengaliri lahan selada benar-benar membuat siang itu terasa damai. Beberapa petani tampak sedang panen sayur selada.Sebagian petani terlihat bersantai-santai sambil makan siang di gubuk tengah ladang itu. 

Tim ekspedisi sempat ditawari untuk makan bersama para petani itu. Kali ini, kalangan petani itu sudah tahu tentang keberadaan air terjun Selendang Arum. Sebab, jauh-jauh hari sebelumnya, mereka justru tidak tahu tentang potensi wisata air terjun yang hanya bisa dilihat di bawah tebing itu. Tapi, sejak akses mulai dibuka dan diperbaiki, banyak pengunjung yang datang. Paling ramai adalah pada musim liburan. Pada hari Minggu juga sering muda-mudi yang mengunjungi wisata eksotik itu.

Bagi petani yang notabene warga sekitar, kedatangan banyak pengunjung itu membuat mereka senang. Tidak jarang, para pengunjung membeli sayur selada yang sedang dipanen sepulang dari air terjun Selendang Arum. Wisatawan juga puas karena sayur masih segar. Harga juga lebih ringan dari harga di pasaran. Percakapan tampaknya harus diakhiri. Sebelum pulang, kalangan petani itu memberi tahu tim ekspedisi, bahwa masih ada terjun lain di lokasi tersebut. Menurut mereka, sangat disayangkan jika tidak sekalian dikunjungi.  

Lokasinya sangat dekat dengan air terjun Selendang Arum. Adalah air terjun Giri Asih. Lokasinya berada di atas Selendang Arum. Untuk menjangkau, tim ekspedisi tidak perlu turun ke tebing. Setidaknya, untuk menjangkau, cukup dengan jalan kaki melintasi tanaman sayur selada. Tidak berselang lama, air terjun tersebut akhirnya bisa terlihat. Di sekitar air terjun itu memang ditanami tanaman sayur selada. Sebab itulah, warga sudah tidak asing dengan air terjun setinggi sekitar 25 meter itu.

Selama ini, air terjun Giri Asih tersebut dianggap tidak memiliki keistimewaan. Sehingga, waterfall di aliran Sungai Badeng itu dianggap biasa bagi warga sekitar. Meski begitu, tim ekspedisi tetap menikmati pemandangan air terjun tersebut. Tapi, kali ini, tim ekspedisi hanya mengabadikan pemandangan. Sama sekali tidak berniat untuk mandi. Karena memang sudah kedinginan. Sadar akan waktu yang terus berjalan, tim akhirnya tidak bisa berlama-lama dan siapsiap untuk menuju air terjun Telunjuk Dewa Raung. 

Air terjun satu ini juga belum lama ini ditemukan. Lokasinya juga masih berada di Dusun Sumberasih atau Sempol. Untuk menuju tempat tersebut, tim ekspedisi harus kembali ke permukiman warga terlebih dahulu. Sebab, lokasi air terjun Telunjuk Dewa Raung berada di sisi barat dari permukiman. Tidak ada alternatif lain untuk menjangkau air terjun tersebut. Sehingga, tim ekspedisi harus kembali.

Istirahat sejenak di permukiman warga, tim ekspedisi bergegas. Jalan setapak menjadi santapan yang harus di lahap. Meski penuh tantangan, perjalanan masih tetap menyenangkan. Udara segar di hutan itu menambah suasana semakin menarik. Selama perjalanan, tim ekspedisi menemukan sebuah pohon beringin yang sangat besar. Diceritakan, pohon tersebut sudah berusia ratusan tahun. Pemandangan itu menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan dari kunjungan menuju ke air terjun Telunjuk Dewa Raung. 

Tak berselang lama, suara air sudah terdengar. Bahkan, air terjun tersebut sudah terlihat dari kejauhan. Air terjun itu memang seperti jari telunjuk orang dewasa. Makanya, tepat dalam penamaan air terjun itu. Sedangkan, penambahan Dewa Raung itu sebagai simbol jika lokasi air terjun itu berada di lereng Gunung Raung. Rasa penasaran akhirnya kesampaian. Setelah tiba, tim ekspedisi juga menemukan sebuah gua di balik air terjun itu. Gua itu cukup dalam.

Sehingga, tidak bisa dipastikan kedalaman gua tersebut. Tim ekspedisi juga terperangah. Bagaimana tidak, dalam gua itu mengeluarkan mata air. Mata air itu juga alami dan sangat jernih. Sama dengan air terjun lain, suhu air tetap dingin. Penjelajahan selama dua hari berakhir dengan rasa puas. Rasa penasaran yang menggebu sudah klir. (radar)