Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

‘Aku Takut Ma. Maaa Tolong’, Pesan Terakhir Bintang pada Ibunya Sebelum Meninggal Dianiaya di Ponpes – Tribunjatim.com

‘aku-takut-ma-maaa-tolong’,-pesan-terakhir-bintang-pada-ibunya-sebelum-meninggal-dianiaya-di-ponpes-–-tribunjatim.com
‘Aku Takut Ma. Maaa Tolong’, Pesan Terakhir Bintang pada Ibunya Sebelum Meninggal Dianiaya di Ponpes – Tribunjatim.com
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Rabu, 28 Februari 2024 14:42 WIB

zoom-inlihat foto 'Aku Takut Ma. Maaa Tolong', Pesan Terakhir Bintang pada Ibunya Sebelum Meninggal Dianiaya di Ponpes

tangkapan layar

Tangkapan layar percakapan terakhir Bintang dan ibunya melalui pesan WA. 

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Sebelum meninggal diduga akibat dianiaya di pondok pesantren di Kediri, Bintang Balqis Maulana (14) sempat mengirim pesan ke ibunya, Suyanti.

Pesan tersebut disampaikan melalui panggilan video dan pesan WhatsApp pada Selasa-Rabu (20-21/2/2024).

Suyanti menjelaskan, Bintang awalnya sempat melakukan panggilan video.

Ia mengeluhkan dirinya sakit. Namun panggilan video itu tak berlangsung lama.

Suyanti sempat mendengar suara santri lain meminta Bintang untuk mematikan panggilan video itu.

Baca juga: Jeritan Terakhir Santri Tewas Dianiaya di Kediri, Chat WA Ibu Minta Jemput, Pihak Ponpes: Terpeleset

“Dari belakang ada suara laki-laki menyuruh mematikan,” katanya.

Setelah itu, Bintang mengirim pesan ke ibunya melalui aplikasi WhatsApp. Isinya, ia mengaku tak kuat dan meminta tolong ke ibunya. Pesan WhatsApp tersebut tersebar di media sosial.

Isi percakapan yang disampaikan Bintang menunjukkan kondisinya yang tak baik-baik saja.

“Cepet sini. Aku takut ma. Maaa tolong,” begitu sebagian isi dari pesan yang dikirim Bintang ke ibunya.

Sang ibu yang tak mengetahui bahwa anaknya mengalami hal yang menyiksa itu tak bisa menyanggupi permintaan Bintang.

“Saya tak bisa. Karena punya anak kecil,” tambahnya.

Esok harinya, Bintang kembali menghubungi ibunya melalui panggilan telepon. Saat itu, ia menyampaikan, keluarganya tak perlu cepat-cepat menjemput. 

“Katanya, ‘sekarang jangan dijemput. Tanggal 17 (Maret) sudah mau libur,” katanya.

Telepon tersebut merupakan komunikasi terakhir Suyanti dan anaknya. Suyanti sempat mengirim pesan panjang. Namun pesan itu tak pernah dibalas oleh anaknya.