Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

APPT Sepakat Naikan Harga Tahu

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

apptBANYUWANGI – Setelah dua hari mogok memproduksi tahu karena harga kedelai yang terus merangkat naik, para pengrajin tahu yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Tahu dan Tempe (APTT) Banyuwangi akhirnya kembali bekerja kemarin. Mereka kembali bekerja setelah ada kesepakatan untuk menaikkan harga tahu dan tempe. “Kita (APTT) semua sepakat untuk membuat tahu lagi dengan catatan harga harus dinaikkan,” cetus ketua APTT Banyuwangi, Badri.

APTT yang beranggotakan 80 pengusaha tahu dan 15 pengusaha tempe, sebenarnya masuk home industry dengan kategori kecil. mereka bisa terancam gulung tikar kalau tidak menaikkan harga. “Menaikkan harga tahu ini juga terpaksa kita ambil,” imbuh Badri. Dia menyebut, APTT kembali memproduksi tahu ini bukan karena intervensi dari pemerintah. Karena sampai saat ini, pemerintah juga tidak memperhatikan nasib para pembuat tahu yang kini terancam bangkrut tersebut. “Pemerintah tidak ada reaksi sama sekali, harga kedelai masih tinggi,” ujarnya.

Ditanya harga tahu yang dinaikkan, Badri menyebut sesuai dengan kesepakatan bersama harganya disamakan yakni Rp 60 ribu per timba atau naik Rp 10 ribu dari harga sebelumnya Rp 50 ribu setiap timbanya. “Ada juga yang menaikkan Rp 50 per biji,” sebut pengusaha tahu yang tinggal di Perum Palm, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi Pengusaha tahu lainnya Muhamad Yusuf membenarkan para anggota APTT telah kembali memproduksi tahu.

Ini setelah dua hari mogok karena harga kedelai yang terus naik. “Saya tidak bikin tahu dua hari, karena harga kedelai terus naik,” ungkap Yusuf saat ditemui di lokasi pembuatan tahu di Lingkungan Kalilo, Kelurahan Pengatigan, Kecamatan Banyuwangi. Dijelaskan Yusuf, sampai saat ini harga kedelai masih tetap belum stabil. Malahan, harganya juga sering berubah hanya dalam hitungan jam saja. Bila sehari sebelumnya harga kedelai Rp 9000 per kilogram, kemarin naik menjadi Rp 9.300 setiap kilogramnya.

“Harga kedelai yang terus naik setiap hari ini membuat kami waswas,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Dia menegaskan, pihaknya kembali memproduksi tahu setelah ada kesepakatan menaikkan harga. Tahu yang biasanya dijual dengan harga Rp 200 per biji, kini dinaikkan menjadi Rp 250 per biji. “Saya hanya menaikkan Rp 50 perbiji,” cetusnya. Menaikkan harga tahu ini, masih kata Yusuf, sudah menjadi kesepakatan dari para pengusaha tahu yang tergabung dalam APTT.

Kenaikkan dilakukan, untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. “Ini harga kedelai masih terus naik, kok,” tandasnya. Diberitakan sebelumnya, melonjaknya harga kedelai, ternyata berpengaruh terhadap produksi tahu di Banyuwangi. Selama dua hari terakhir, tahu sudah mulai menghilang di pasaran. Para pedagang di pasar tradisional Banyuwangi tidak mendapatkan pasokan tahu. Kelangkaan tahu itu merupakan dampak dari aksi mogok produksi para pengusaha tahu yang tergabung dalam Asosiasi Tahu dan Tempe Kabupaten Banyuwangi. (radar)