Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Arang Gambiran Tembus UEA

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GAMBIRAN – Usaha pembuatan arang tampaknya cukup menjanjikan. Usaha yang kini ditekuni Mashud, 66, warga RT 3, RW 1, Dusun Mulyorejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Gambiran, itu sebagian diekspor ke Uni Emirate Arab (UEA). Mashud mulai menekuni usaha pembuatan arang sejak tahun 2005.

Itu setelah usaha kerajinan yang dikirim ke Bali bangkrut akibat ada Bom Bali 2. “Saya memulai usaha arang ini dari kecil,” terangnya. Awal usahanya itu, jelas dia,  anya dijual kepada para tetangga. Selain itu, juga ke beberapa pasar tradisional yang ada di Kabupaten Banyuwangi.

“Arang digunakan sebagai bahan bakar dan obat di tambak,” katanya. Dalam usaha pembuatan arang itu, Mashud memanfaatkan bahan baku dari pasokan kayu limbah mebel. Selain itu dirinya juga membuat arang dengan bahan baku dari batok kelapa. “Semakin keras kayunya, kualitas arang semakin bagus,” jelasnya.

Menurut Mashud, dalam sebulan bisa mengirim 40 Ton arang kayu dan 15 Ton arang batok kelapa ke sejumlah daerah, seperti Bali dan Surabaya. Selain itu, juga ekspor ke luar negeri, terutama ke Dubai, UEA. “Dari Surabaya di kirim ke luar negeri,” ungkapnya.

Mashud menyebut, kebutuhan arang untuk ekspor, saat ini masih cukup besar. Apalagi, usaha ini juga masih sangat kecil di Kabupaten Banyuwangi. “Kebutuhan arang ke Dubai itu mencapai 200 Ton,” jelasnya. Ditanya harga arang, Mashud menyampaikan untuk kualitas ekspor itu harganya Rp 3.250 per kilogram (Kg).

Harga kualitas B mencapai Rp 3.000 per Kg. “Yang untuk ekspor itu kualitasnya paling bagus,” katanya. Bagi warga yang tertarik untuk usaha arang, Mashud mengaku bisa membantu. Bila ada warga yang mau membuka usaha ini, dirinya juga siap untuk menampung. “Untuk batok kelapa, saya beli dari warga itu Rp 12 ribu per karung,” ujarnya. (radar)