radarbanyuwangi.jawapos.com – PT. Angkasa Pura bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Banyuwangi terus mematangkan persiapan operasional Bandara Internasional Banyuwangi.
Sebagai bagian dari tahapan tersebut, tim Customs, Immigration, Quarantine (CIQ) melakukan rapat koordinasi, dilanjutkan peninjauan kesiapan fasilitas dan prosedur layanan penerbangan di terminal internasional Bandara Banyuwangi, Rabu (20/8).
“Alhamdulillah, status internasional Bandara Banyuwangi sudah aktif kembali. Secara garis besar fasilitas sudah tersedia, hanya perlu dilakukan pembaruan. Kami melakukan penyegaran dari sisi layanan, fasilitas, hingga dokumen agar sesuai standar internasional,”
Visitasi CIQ menjadi langkah vital untuk menilai kesiapan. Mulai dari jalur pemeriksaan paspor, ruang bea cukai, hingga area karantina bagi barang maupun penumpang internasional.
Hasil peninjauan menjadi acuan operator bandara untuk melakukan penyempurnaan layanan.
Latif Helmi, Kepala Kantor Bea Cukai Banyuwangi menyatakan kesiapannya terkait layanan di bandara.
“Kami siap memberikan dukungan penuh, baik sumber daya manusia maupun sarana prasarana. Semua pihak akan dilibatkan, termasuk pemerintah daerah,” ujarnya.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Probolinggo dr. Acub Zaenal Amoe siap men-deploy personel dan peralatan untuk mendukung fungsi cegah tangkal penyakit di pintu masuk negara.
“Thermal scanner, ambulans khusus penyakit menular, hingga perangkat diagnostik wajib tersedia. Semua sudah kami siapkan,” katanya.
Dukungan serupa datang dari Kantor Imigrasi. Kasubsi Tikim Intel Dakim, Gilang, mengatakan, perangkat border control management (BCM) dan laboratorium forensik penumpang menjadi kebutuhan mendesak.
“Kami berkomitmen penuh mendukung reaktivasi ini. Pemenuhan sarana akan kami ajukan ke pusat sesuai standar internasional,” tegasnya.
Indah Praptiasih, koordinator karantina ikan dari Satpel Ketapang, Badan Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Jatim, menilai Bandara Banyuwangi punya potensi besar sebagai jalur ekspor, terutama produk perikanan.
“Selama ini ekspor Banyuwangi harus lewat Denpasar atau Juanda. Melalui Bandara Internasional Banyuwangi, peluang lebih besar terbuka. Tugas kami memastikan semua produk bebas penyakit sebelum dikirim ke luar negeri,” jelasnya.
Aktifnya kembali status internasional Bandara Banyuwangi menegaskan komitmen pemerintah pusat dan daerah menjadikan Banyuwangi sebagai motor pertumbuhan ekonomi dan pariwisata.
Page 2
Page 3
radarbanyuwangi.jawapos.com – PT. Angkasa Pura bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Banyuwangi terus mematangkan persiapan operasional Bandara Internasional Banyuwangi.
Sebagai bagian dari tahapan tersebut, tim Customs, Immigration, Quarantine (CIQ) melakukan rapat koordinasi, dilanjutkan peninjauan kesiapan fasilitas dan prosedur layanan penerbangan di terminal internasional Bandara Banyuwangi, Rabu (20/8).
“Alhamdulillah, status internasional Bandara Banyuwangi sudah aktif kembali. Secara garis besar fasilitas sudah tersedia, hanya perlu dilakukan pembaruan. Kami melakukan penyegaran dari sisi layanan, fasilitas, hingga dokumen agar sesuai standar internasional,”
Visitasi CIQ menjadi langkah vital untuk menilai kesiapan. Mulai dari jalur pemeriksaan paspor, ruang bea cukai, hingga area karantina bagi barang maupun penumpang internasional.
Hasil peninjauan menjadi acuan operator bandara untuk melakukan penyempurnaan layanan.
Latif Helmi, Kepala Kantor Bea Cukai Banyuwangi menyatakan kesiapannya terkait layanan di bandara.
“Kami siap memberikan dukungan penuh, baik sumber daya manusia maupun sarana prasarana. Semua pihak akan dilibatkan, termasuk pemerintah daerah,” ujarnya.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Probolinggo dr. Acub Zaenal Amoe siap men-deploy personel dan peralatan untuk mendukung fungsi cegah tangkal penyakit di pintu masuk negara.
“Thermal scanner, ambulans khusus penyakit menular, hingga perangkat diagnostik wajib tersedia. Semua sudah kami siapkan,” katanya.
Dukungan serupa datang dari Kantor Imigrasi. Kasubsi Tikim Intel Dakim, Gilang, mengatakan, perangkat border control management (BCM) dan laboratorium forensik penumpang menjadi kebutuhan mendesak.
“Kami berkomitmen penuh mendukung reaktivasi ini. Pemenuhan sarana akan kami ajukan ke pusat sesuai standar internasional,” tegasnya.
Indah Praptiasih, koordinator karantina ikan dari Satpel Ketapang, Badan Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Jatim, menilai Bandara Banyuwangi punya potensi besar sebagai jalur ekspor, terutama produk perikanan.
“Selama ini ekspor Banyuwangi harus lewat Denpasar atau Juanda. Melalui Bandara Internasional Banyuwangi, peluang lebih besar terbuka. Tugas kami memastikan semua produk bebas penyakit sebelum dikirim ke luar negeri,” jelasnya.
Aktifnya kembali status internasional Bandara Banyuwangi menegaskan komitmen pemerintah pusat dan daerah menjadikan Banyuwangi sebagai motor pertumbuhan ekonomi dan pariwisata.