Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Banjir Order setelah Garap Musik Religi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Nama grup musik Al Mumtaz kian berkibar di Bumi Blambangan. Kelompok musik yang personelnya remaja berkebutuhan khusus itu kian populer setelah menggarap khusus lagu-lagu Islami.

-AGUS BAIHAQI, Banyuwangi-

SEKITAR seribu pasang mata jamaah Khotmil Quran Adz Dzikri terfokus pada aksi sembilan personel kelompok musik religi Al Mumtaz yang tampil. Bagi jamaah yang baru bergabung, mereka seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sembilan personel grup musik itu adalah remaja berkebutuhan khusus.

Meski begitu, mereka mampu memainkan aneka alat musik dengan sempurna. Lagu-lagu sala-wat bernuansa Islami, dibawakan dengan suara yang cukup indah dengan musik yang pas. Rasa kagum yang ditunjukkan para jamaah itu tampaknya me-mang bukan tanpa alasan. Meski penyandang tuna netra, Nurul Iman ternyata mampu memainkan drum dengan baik.

Sedang temannya yang tuna daksa, mampu menabuh ketipung dengan apik. Satu personel lain yang tuna netra, ternyata mampu memainkan keyboard dengan baik. Mereka sangat kompak menghasilkan harmoni yang indah. “Kita sebenarnya jarang latihan, biasanya kalau mau tampil check soundsekalian untuk latihan,” cetus Nurul Iman.

Meski memiliki kekurangan, mereka terlihat tampil tanpa ada ragu dan tiada minder sama sekali. Saat tampil memba-wakan lagu-lagu Islami, mereka memain-kan musik dengan penuh percaya diri. “Saya sering salah juga waktu menabuh,” kata Iman. Sambil tertawa lepas, Iman mengaku saat tampil bersama personelnya tidak jarang memukul kepala personel lainnya.

Hal ini, biasanya terjadi karena lupa posisi alat musiknya. “Sering mukul kena kepala, maklum saya kan tidak bisa melihat,” ujarnya. Agar tidak salah dalam memukul drum, Iman sebelum main selalu meraba-raba alat musiknya. Bila tiba-tiba posisi drum diubah, harus segera diberi tahu agar tidak salah memukul.

“Saya belajar main drum ini berdasar insting, baru minggu-minggu ini dapat teorinya,” katanya. Musik religi Al Mumtaz ini merupakan kegiatan ekstra di SMPLB Negeri Giri, Banyuwangi. Beberapa personel masih menjadi siswa sekolah berkebutuhan khusus tersebut. Tapi, sebagian personel lainnya sudah tamat.

“Ada juga binaan asrama anak cacat,” terang pembina musik religi Al Mumtaz Muhamad Afif Choiri. Afif yang juga guru agama di SMPLBN Giri, ikut main dengan memegang gitar. “Melatih main musik pada anak-anak ini, ternyata lebih enak dibanding melatih musik pada anak-anak normal,” katanya. Anak-anak berkebutuhan khusus itu sudah terbiasa menggunakan insting dalam aktivitasnya.

Karena itu, mereka bisa lebih mudah menerima materi yang diberikan. Meski jarang latihan, tapi panduan yang diberikan cukup singkat sudah bisa dipahami. “Di sekolah ada kegiatan musik, ini yang memperlancar mereka,” cetusnya. Kelompok musik tersebut mulanya lebih banyak memainkan irama dangdut dan kendang kempul. Baru pada Desember 2011 lalu, mereka lebih bergeser memain-kan musik religi.

“Dengan pindah ke religi, ternyata malah terkenal,” kata Afif. Dengan mengusung irama musik religi, Al Mumtaz sering dapat undangan hingga keliling di beberapa daerah di Banyuwangi. Bahkan pada beberapa pekan terakhir ini, kelompok musiknya ini banyak mendapat tawaran main. “Dengan musik religi malah dapat berkah,” katanya. (radar)