ngopibareng.id
Wilayah Banyuwangi saat ini sedang mengalami peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Pada masa peralihan ini kondisi atmosfir tidak stabil. Oleh karena itu, selama masa peralihan ini masyarakat diminta mewaspadai cuaca ekstrem yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Prakirawan BMKG Banyuwangi, Gigik Nur Baskoro, mengatakan, BMKG sudah menyampaikan informasi, di tahun 2025 ini musim kemarau lebih pendek. Artinya musim hujan maju dari kondisi normalnya.
“Bulan September ini sudah memasuki awal transisi, memasuki peralihan menuju musim hujan,” jelasnya, Rabu, 17 September 2025.
Karena memasuki musim peralihan, kondisi atmosfer lebih labil. Menurut Gigik, pada masa peralihan ini juga kerwp terjadi perubahan cuaca yang sangat cepat. Sehingga ada potensi terjadinya hujan ataupun cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai oleh masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya.
“Tentu adanya awan yang bisa menyebabkan cuaca ekstrem, seperti awan cumolonimbus ini bisa menyebabkan terjadinangin kencang disertai hujan deras disertai petir. Umumnya terjadi pada sore hari maupun petang,” tegasnya.
Selama masa peralihan ini, hujan yang terjadi fluktuatif. Mulai ringan hingga sedang. Tapi, kata Gigik, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi hujan lebat. Namun durasinya mungkin lebih pendek.
Baca Juga
Dia juga mengingatkan potensi terjadinya puting beliung selama masa peralihan ini. Masyarakat bisa memantau lebih awal tanda-tandanya. Apabila ada awan cumolonimbus yang warnanya agak gelap menjelang sore hari, maka itu perlu diwaspadai krena itu bisa menyebabkan cuaca ekstrem.
Saat ini Pemkab Banyuwangi sudah mulai merapikan pohon yang tinggi. Cabang dan rantingnya dikepras. Langkah ini, menurutnya merupakan bentuk kewaspadaan.
“Sehingga apabila ada angin kencang tidak sampai tumbang menimpa masyarakat,” katanya.
Untuk puncak musim hujan, diperkirakan masih terjadi seperti pada umumnya. Di mana, Indonesia, Jawa Timur dan Banyuwangi akan memasuki puncak musim hujan antara Desember, Januari hingga Februari.
“Masyarakat bisa memantau informasi dari BMKG melalui info BMKG maupun fasilitas medsos BMKG terkait prakiraan cuaca,” pungkasnya.
Like