Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Benahi Antena TV, 2 Nyawa Melayang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Situasi-rumah-duka-di-kediaman-Junaidi-terlihat-banyak-warga-dan-aparat

Kesetrum Listrik Tegangan Tinggi

GLAGAH – Petaka menimpa empat warga Dusun Krajan, Desa Rejosari, Kecamatan Glagah, Rabu malam kemarin (23/3). Gara-gara memperbaiki antena televisi, dua orang meregang nyawa akibat kesetrum aliran listrik tegangan tinggi.

Korban meninggal adalah Alfa Hidayat, 19, dan Sumardi alias Kayam, 44. Keduanya meninggal saat dibawa ke UGD RS Fatimah. Korban selamat adalah Agus Sartono, 35, dan Adi Saputro, 18. Petaka bermula saat Junaidi, warga RT3/RW 2 Dusun Krajan, Desa Rejosari, hendak memasang antena televisi di rumah yang baru dia bangun.

Menantu Junaidi, yaitu Sumardi, 44, dan cucunya, Adi Saputra, 18, ikut membantu. Dua tetangga Junaidi, yaitu Alfa Hidayat, 19, dan Agus Sartono, 37, juga ikut membantu memperbaiki antena TV itu. Saat proses pemasangan, Adi dan Agus Sartono kebagian tugas mempersiapkan perangkat antena di atap rumah. Alfa dan Sumardi bertugas mengangkat pipa besi  sepanjang 4 meter yang digunakan  untuk menopang antena.

Musibah terjadi ketika tiang besi mulai diangkat Alfa dan Kayam. Besi sepanjang empat meter itu menyentuh kabel listrik tegangan tinggi milik PLN. Seketika itu terjadi ledakan yang sempat membuat korsleting dan memadamkan listrik di seluruh desa.

Keempat warga yang sedang membenahi antena itu langsung tersengat aliran listrik yang mengalir dari kabel PLN. Mendengar  suara ledakan tersebut, beberapa warga di sekitar rumah Junaidi langsung berhamburan  menuju lokasi. Apalagi, ada warga yang melihat, Tono, melambai-lambaikan tangan dari atap rumah Junadi. 

Peristiwa tragis itu langsung didengar polisi. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Glagah malam itu dijaga Aiptu Maksum. Malam itu juga Kaposlek Glagah, AKP Ibnu Mas’ud, bersama Kanitreskrim Ipda Sumarto dan lima anggotanya mendatangi  lokasi.

 Tak lama pasca kedatangan tim dari Polsek Glagah di lokasi kejadian, tim identifikasi Polres  Banyuwangi juga datang ke TKP. Begitupun dengan tim medis dari Puskesmas Glagah. “Pipa sepanjang 4 meter dan satu unit  antena televisi diamankan sebagai  bukti.  Peristiwa itu sedang kita dalami. Penyelidikan tengah  berjalan,” tukas Ibnu Mas’ud.

Takruni, 52, salah satu warga, menuturkan dia melihat Alfa dan Sumardi sudah tergeletak di dalam rumah. Kedua kaki dari Alfa dan Sumardi tampak melepuh seperti terluka bakar. Kondisi  semakin ramai setelah warga dan aparat datang ke lokasi.

“Keadaannya langsung ramai. Warga dari utara dari selatan ke  sini semua. Ditambah lagi mati  lampu,” tutur Takruni. Keempat korban itu selanjutnya dibawa ke UGD RS Fatimah.  Nyawa dua warga berhasil diselamatkan  setelah mendapatkan pertolongan.

Nyawa Kayam dan Alfa tidak bisa diselamatkan sebelum petugas sempat memberikan pertolongan. Selanjutnya,  Jenazah Kayam dibawa ke rumah keluarga besarnya di Lumajang.  Jenazah Alfa dimakamkan di Desa Rejosari malam itu juga.

Jawa Pos Radar Banyuwangi sempat menemui Asep Sudarman,49, dan Satiyah, 45, orang tua kandung almarhum Alfa. Saat ditemui, keduanya baru saja menerima tamu yang melayat. Kepada JP-RaBa, Asep mengaku   anaknya tersebut sangat suka membantu orang.

Meskipun saat kejadian itu sudah malam, dia tetap mau membantu keluarganya.  Kematian anak semata wayangnya itu diakui pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, itu membuatnya terpukul. Tetapi, Asep mengaku tidak mau memperpanjang urusan. Dia lebih  memilih mengikhlaskan kepergian  anaknya.

“Kalau saya ya sudah bagaimana lagi, musibah. Cuma keluarga ada yang minta agar pemilik rumah bertanggung jawab,” terang Asep. Sementara itu, kondisi kedua korban selamat masih lemas saat  JP-RaBa mengunjungi rumah keduanya. Tono, salah satu  korban selamat, sejak pulang dari rumah sakit masih tertidur  di kamarnya.

“Kita semua heran sebenarnya kenapa memasang antena malam hari. Mas Tono cuma satu jam di rumah sakit terus pulang,” kata Iis, istri Tono. (radar)