Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bertemu 1.500 Kepala SMA se-Jatim, Bupati Anas Paparkan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menekankan seni-budaya bisa jadi sarana pendidikan karakter yang efektif untuk generasi milenial dan generasi Z. Hal ini diungkapkan Anas saat diminta berbicara di hadapan 1.500 kepala SMA se-Jatim di Surabaya baru-baru ini.

“Alhamdulillah, kemarin kami diberi kesempatan oleh Gubernur Jatim Pakde Karwo, oleh Dinas Pendidikan Jatim, untuk berbagi pengalaman pengembangan pendidikan di Banyuwangi kepada 1.500 kepala SMA negeri dan swasta di Jatim. Pakde Karwo juga menekankan begitu banyak tantangan di era revolusi industri 4.0 agar anak-anak muda kita bisa bersaing secara global, namun di sisi lain tetap berkarakter,” ujar Anas, Selasa (6/11/2018).

Anas mengatakan, generasi milenial yang lahir pada 1980-an dan generasi Z yang lahir mulai 1995-an mempunyai karakteristik yang berbeda dibanding sebelumnya. Mengutip hasil survei salah satu lembaga riset nasional, Anas menyebut, olahraga dan musik serta seni-budaya menjadi kegiatan yang paling diminati milenial.

“Dari sana kemudian Banyuwangi aktif menggarap berbagai kegiatan budaya sebagai penunjang berbagai aktivitas berbasis keagamaan seperti festival santri dan festival anak yatim,” ujar Anas.

Lewat aktualisasi seni-budaya, sambung Anas, anak-anak muda bisa percaya diri, bermotivasi kuat, serta menghargai nilai-nilai sosial yang bukan hanya materi semata. Lewat kegiatan seni-budaya pula tumbuh karakter mempunyai empati sosial, terampil berkomunikasi, serta mau menghargai perbedaan suku, agama, dan ras.

Ia menambahkan, karakter itu lantas tecermin dalam berbagai perilaku para pelajar. Karakter empati sosial, misalnya, terlihat dari program Siswa Asuh Sebaya (SAS) yang mampu mengumpulkan dana Rp 16,8 miliar sejak tahun 2011. Dana ini dikumpulkan para pelajar untuk membantu teman sebayanya yang berasal dari keluarga kurang mampu.

“Dana itu dikelola sendiri oleh siswa, peruntukannya juga didiskusikan sendiri oleh siswa. Ada yang dibelikan sepeda angin untuk temannya yang belum punya, sepatu roda, kacamata untuk temannya yang gangguan penglihatan dan sebagainya,” jelas Anas.

Anas juga menopangnya melalui serangkaian program seperti Banyuwangi Cerdas yang telah membiayai 750 anak muda Banyuwangi untuk berkuliah di berbagai kampus dengan alokasi dana Rp 16,5 miliar atau Banyuwangi Mengajar yang tiap tahun mengirim sarjana muda untuk masuk ke desa-desa memberi transformasi pendidikan.

“Kami juga menyediakan tabungan untuk ribuan pelajar dari keluarga kurang mampu masing-masing diberi Rp 1 juta per tahun serta bantuan uang saku Rp 5.000 tiap hari untuk pelajar SD, Rp10.000 tiap hari untuk pelajar SMP, dan Rp 15.000 tiap hari untuk pelajar SMA khusus di kecamatan-kecamatan prioritas,” pungkasnya.