Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Buntut Siswa Keracunan, SPPG Pemasok MBG di MAN 1 Banyuwangi Dihentikan

buntut-siswa-keracunan,-sppg-pemasok-mbg-di-man-1-banyuwangi-dihentikan
Buntut Siswa Keracunan, SPPG Pemasok MBG di MAN 1 Banyuwangi Dihentikan

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi mengungkap penyebab 112 siswa MAN 1 Banyuwangi yang mengalami gejala keracunan usai menyantap menu MBG pada Rabu (22/10) lalu.

Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa dua menu, yakni ayam bumbu merah dan tumis sawi, terdeteksi mengandung bakteri yang memicu gangguan pencernaan.

SPPBG-TUkang-Kayu-1643378184.jpg

TIDAK BEROPERASI: SPPG yang memasok makanan bergizi gratis di MAN 1 Banyuwangi dihentikan sementara oleh Badan Gizi Nasional (BGN) sejak Sabtu lalu (25/10). (RAMADA KUSUMA/RADAR BANYUWANGI)

“Hasil uji laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) memang negatif patogen. Namun, pada menu ayam bumbu merah ditemukan bakteri Streptococcus porcinus, sedangkan pada tumis sawi terdeteksi Klebsiella oxytoca. Itu yang menyebabkan siswa mengalami sakit perut,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat.

Akibat peristiwa tersebut, Badan Gizi Nasional (BGN) menghentikan sementara aktivitas produksi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyuplai makanan untuk MAN 1 Banyuwangi.

SPPG tersebut terletak di Jalan Kepiting, Kelurtahan Tukangkayu, Banyuwangi. 

Penghentian produksi berlaku sejak Sabtu (25/10) dan akan dicabut setelah seluruh catatan perbaikan dinyatakan tuntas.

“Produksi akan kembali diizinkan setelah ditinjau ulang dan dinyatakan laik,” ujar Amir.

Amir mengungkapkan, pengujian terhadap sampel air tidak menunjukkan tanda kontaminasi bakteri E.coli, sehingga air dianggap aman.

Meski begitu, Dinkes tetap mengirim sampel tambahan ke dua laboratorium lain untuk memastikan hasil lebih akurat, yakni ke Laboratorium Balai Karantina Kesehatan dan Laboratorium Forensik Polda Jawa Timur.

“Hasil yang keluar baru dari Labkesda. Untuk dua laboratorium lainnya kami masih menunggu,” terangnya.

Dari analisa sementara, Dinkes menilai bahwa bahan makanan untuk dua menu tersebut telah mengalami kerusakan sejak sebelum dimasak.

Hal itu memicu proses toksinasi dan perkembangan bakteri yang menyebabkan gejala keracunan.

Sebagai bahan evaluasi, Dinas Kesehatan telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada pengelola dapur MBG.


Page 2


Page 3

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi mengungkap penyebab 112 siswa MAN 1 Banyuwangi yang mengalami gejala keracunan usai menyantap menu MBG pada Rabu (22/10) lalu.

Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa dua menu, yakni ayam bumbu merah dan tumis sawi, terdeteksi mengandung bakteri yang memicu gangguan pencernaan.

SPPBG-TUkang-Kayu-1643378184.jpg

TIDAK BEROPERASI: SPPG yang memasok makanan bergizi gratis di MAN 1 Banyuwangi dihentikan sementara oleh Badan Gizi Nasional (BGN) sejak Sabtu lalu (25/10). (RAMADA KUSUMA/RADAR BANYUWANGI)

“Hasil uji laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) memang negatif patogen. Namun, pada menu ayam bumbu merah ditemukan bakteri Streptococcus porcinus, sedangkan pada tumis sawi terdeteksi Klebsiella oxytoca. Itu yang menyebabkan siswa mengalami sakit perut,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat.

Akibat peristiwa tersebut, Badan Gizi Nasional (BGN) menghentikan sementara aktivitas produksi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyuplai makanan untuk MAN 1 Banyuwangi.

SPPG tersebut terletak di Jalan Kepiting, Kelurtahan Tukangkayu, Banyuwangi. 

Penghentian produksi berlaku sejak Sabtu (25/10) dan akan dicabut setelah seluruh catatan perbaikan dinyatakan tuntas.

“Produksi akan kembali diizinkan setelah ditinjau ulang dan dinyatakan laik,” ujar Amir.

Amir mengungkapkan, pengujian terhadap sampel air tidak menunjukkan tanda kontaminasi bakteri E.coli, sehingga air dianggap aman.

Meski begitu, Dinkes tetap mengirim sampel tambahan ke dua laboratorium lain untuk memastikan hasil lebih akurat, yakni ke Laboratorium Balai Karantina Kesehatan dan Laboratorium Forensik Polda Jawa Timur.

“Hasil yang keluar baru dari Labkesda. Untuk dua laboratorium lainnya kami masih menunggu,” terangnya.

Dari analisa sementara, Dinkes menilai bahwa bahan makanan untuk dua menu tersebut telah mengalami kerusakan sejak sebelum dimasak.

Hal itu memicu proses toksinasi dan perkembangan bakteri yang menyebabkan gejala keracunan.

Sebagai bahan evaluasi, Dinas Kesehatan telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada pengelola dapur MBG.