BANYUWANGI – Kepincut dengan berbagai program pengembangan daerah yang dijalankan Kabupaten Banyuwangi selama lima tahun terakhir, Bank Indonesia (BI) mengundang Bupati Abdullah Azwar Anas untuk berbagi pengalaman di forum High Level Meeting BI di Medan, Sumatera Utara, Jumat (10/3/2018).
Acara dihadiri Kepala Bank Indonesia Sumatera Utara Arief Budi Santoso, Walikota Pematangsiantar Hefriansyah, dan jajaran pegawai BI.
Anas mengatakan, Banyuwangi memiliki banyak tantangan, mulai dari aspek infrastruktur hingga sumberdaya manusia (SDM). Namun, tantangan itu kemudian dimaknai sebagai peluang untuk berkembang sekaligus dicari solusinya secara bertahap.
”Itulah tantangan daerah skala kecil-menengah seperti Banyuwangi, yang tentu berbeda dengan kota-kota besar yang infrastruktur dan SDM-nya sudah sangat mapan,” ujarnya.
Anas mencontohkan tantangan geografis. Banyuwangi berada di ujung timur Pulau Jawa, jauh dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama. Sehingga gerak ekonomi pun tak seberapa kencang.
Tantangan itu kemudian diatasi dengan membuka aksesabilitas. Pengoperasian Bandara Banyuwangi menjadi program 100 hari saat Anas kali pertama menjabat pada akhir 2010. Aksesabilitas yang membaik itu sekaligus ikut mendongkrak pariwisata.
Dari dulu tak ada penerbangan, kini ada tujuh kali dalam sehari, yaitu tiga kali dari Surabaya, serta empat kali dari Jakarta. Jumlah penumpang melonjak 1.400 persen.
Anas bersyukur beragam program terpadu mampu mendorong peningkatan pendapatan per kapita warga dua kali lipat dari Rp 20,8 juta (2010) menjadi Rp 41,5 juta per orang per tahun (2016). Kemiskinan turun cukup pesat ke level 8,6 persen, lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Jatim yang masih tembus dua digit.