Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bupati Anas Persilakan Penyandang Cacat Gunakan RTH Untuk Beraktualisasi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bupatiSekitar 25 penyandang cacat (disabilitas) Banyuwangi, Minggu (15/12) menerima bantuan alat mobilitas berupa kursi roda, kaki dan tangan palsu dari Kementerian Sosial (Kemensos). Bantuan itu diserahkan Bupati Abdullah Azwar Anas di Pendapa Shaba Swagata Blambangan. SELAIN itu, para disabilitas juga menerima brace (penahan/penguat kaki dan tangan palsu). Dua lima bantuan tersebut terdiri atas dua kursi roda, 16 kaki palsu, dua tangan palsu dan lima brace.

Bantuan itu diberikan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Surya Kebenaran Internasional (SKI) dan Yayasan Kasih Tuna Daksa. Saat menerima bantuan itu, raut wajah para penyandang cacat yang sama sekali  tidak menunjukkan kalau mereka memilikikekurangan. Bupati Anas mengaku bangga dan terharu atas ketegaran para disabilitas itu. “Anda semua memberi semangat dan teladan bagi kami yang normal.

Kami dianugerahi anggota tubuh yang lengkap, namun sering kurang bersyukur dan malas berusaha,” papar Bupati Anas. Bupati Anas berharap, bantuan alat bantu mobilitas yang diberikan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dengan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak penyandang cacat itu, Bupati Anas menjanjikan akan mengoptimalkan potensi mereka. “Saya meminta pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Dinas Pendidikan untuk mendata bakat yang dimiliki para penyandang cacat,” pintanya.

Bupati Anas menghendaki, para disabilitas yang pandai bermusik dan berpuisi bisa unjuk kebolehan di ruang-ruang publik seperti ruang terbuka hijau (RTH) yang sudah dibangun pemerintah daerah. Jadi tak hanya kesenian tradisional saja yang manggung di RTH, para disabilitas memiliki hak untuk menggunakannya. Salah seorang penerima bantuan, Wasis mengaku senang berkesempatan menerima bantuan itu.

“Kami ini punya keterbatasan, tanpa alat bantu, kami tidak bisa leluasa beraktivitas,” tutur Wasis yang sebelumnya hanya berjalan dengan bantuan tongkat buatan sendiri. Dengan dibantu kaki palsu, Wasis mengaku jauh lebih percaya diri dan lebih optimis bisa berkarya lebih baik lagi. Wasis yang juga Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) cabang Banyuwangi ini mengungkapkan, dirinya tak akan berhenti membantu rekan-rekannya sesama penyandang cacat yang lain.

Dalam waktu dekat Wasis akan menghadap langsung pada Kapolres Banyuwangi, untuk meminta agar orang-orang difabel dipermudah dalam mengurus SIM D (SIM khusus agar bisa mengemudikan kendaraan rakitan roda 3 khusus untuk penyandang cacat).

Bagi penyandang cacat lain yang kali ini belum mendapatkan bantuan pun akan terus kami bantu agar mereka juga bisa terhubung dengan donatur untuk mendapatkan bantuan seperti rekanrekannya yang lain. Jumlah penyandang  cacat di Banyuwangi sekitar empat ribu orang, namun mereka belum semuanya menerima bantuan. “Kita akan berjuang bersama-sama untuk mendapatkan bantuan,” katanya. (radar)