Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

DB Renggut Nyawa Dua Bocah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Sebelumnya Empat Anak dari Gintangan Masuk Rumah Sakit

ROGOJAMPI – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai merebak di wilayah Rogojampi. Dalam empat hari terakhir dua bocah asal Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, meninggal dunia akibat terjangkit penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut.

Kemarin pagi (13/1) bocah berusia sembilan tahun, Zulia Rahma Putri, 9, asal Dusun Kedungbaru RT 01/RW 04 Desa Gintangan, menghembuskan napas, terakhir setelah menjalani perawatan intensif selama tiga hari di RSNU Mangir, Rogojampi.

Menurut keterangan kakek korban, Kaspi, 55, murid belas 3 SDN 1 Gintangan tersebut awalnya mengalami gejala panas dan tubuhnya lemas. “Awalnya saya kira kena typus karena kondisinya terus memburuk. Pada hari Minggu (10/1) kami bawa ke rumah sakit, ternyata kena penyakit demam berdarah dan akhirnya meninggal, “jelas Kaspi.

Sebelumnya, kejadian serupa juga menimpa Imro`atul Muntafiah, 7, anak pasangan suami istri Slamet dan Siti Naqiyah asal Dusun Kedungsari RT 02/RW 02, Desa Gintangan. Bocah tersebut meninggal akibat penyakit DBD Sabtu dini hari (9/1).

Menurut Slamet, anak keduanya itu sempat mengalami kejang hebat sebelum dirujuk ke RSNU. “Padahal, sebelumnya dia sehat dan masuk sekolah seperti biasa. Tetapi, setelah pulang sekolah di hari Kamis itu (7/10) dia sakit, malah gurunya sempat merawatnya di sekolah,” jelasnya.

Berdasar penelusuran Jawa Pos Radar Banyuwangi di SDN 1 Gintangan, di tempat kedua korban bersekolah tampak  tumpukan sampah menggunung di belakang gedung sisi barat yang memang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah sekolah.

Selain itu, kondisi setiap ruang kelas terlihat lembab dan gelap. Tak jauh dari sekolah itu terdapat sungai dengan debit air kecil yang setiap hari dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga sekitar. Sampah tampak memenuhi pinggiran sungai, sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan menjadi sumber penyakit.

Menurut warga sekitar, kebiasaan buruk membuang sampah di sungai sudah lama terjadi. Mereka beralasan tidak ada tempat pembuangan sampah resmi yang disediakan. “Mau dibuang kemana, tempat sampah juga tidak ada,” terang Suharti, warga setempat.

Bahkan, hampir di seluruh perkampungan di Desa Gintangan kebiasaan membuang sampah sembarangan sudah lumrah, mulai membuang sampah di selokan hingga membuang limbah rumah tangga di got dan sungai.

Selain dua korban meninggal, sesuai informasi yang didapat dari  Pemerintah Desa Gintangan, tanggal 1 Januari 2016 tercatat ada empat anak yang terserang penyakit DBD, tapi nyawanya masih dapat diselamatkan.

Menyikapi kejadian itu, Kepala Desa Gintangan, Rusdianah, berjanji akan melakukan langkah-langkah cepat untuk mengantisipasi jatuhnya korban akibat penyakit demam berdarah tidak terulang. “ Kami akan melakukan sosialisasi dan melaksanakan kegiatan lumat Bersih. Selain itu, kami akan melakukan pengecekan kesehatan gratis  dalam waktu dekat,” pungkasnya. (radar)