Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Demi Adopsi Bayi, Rela Makan dan Minum di Rumah Sakit

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SIANG itu, Homsiah, 35, menggelar tikar di teras luar ruang Perinatologi, RS Al Huda. Bersama suaminya, Munawir, 33, pasangan suami istri (pasutri) yang tinggal di Dusun  Rumping, Desa Plampang Rejo, Kecamatan Cluring, itu terlihat bahagia  menunggui bayi kembar yang lahir   pada 2 Desember 2016.

Raut muka bahagia tampak saat keduanya dipanggil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang datang menjenguk  dan melihat kondisi bayi tersebut. Bersama orang tua kandung bayi, mereka sempat mengobrol sebentar.

Homsiah dan Munawir yang akan  mengadopsi bayi kembar itu, selama ini belum memiliki anak. Di tengah ikhtiar dan masa penantian itu, dia bertekad akan mengasuh bayi jika memang ada yang bersedia. Tapi selama ini, dia hanya  sering mendapat janji. Setiap ada orang  tua yang akan menyerahkan anaknya, tiba-tiba berbalik saat bayi itu lahir.

“ Saya sering dijanjikan, setelah lahir tidak  boleh,” jelasnya. Kehadiran Anisa dan Aisya, bayi kembar itu menjadi angin segar baginya. Ketulusan keluarga bayi yang akan menyerahkan si kembar,  menjadikan hari- harinya lebih semangat.

“Memang sejak  awal, saya mau merawat,” jelasnya. Lahirnya bayi kembar itu menjadi  kejutan tersendiri baginya. Awalnya, dia mengira kelahiran itu hanya satu bayi saja. Di luar dugaan, bayi tersebut  ternyata kembar. Dan dia memutuskan  untuk mengadopsi keduanya.

“Saya kok  kasihan kalau dipisah, saya asuh  semuanya,” jelasnya. Pasutri ini sudah lama menanti kelahiran bayi itu, terlebih pihak keluarga bayi juga memberikan izin. Bentuk rasa senang, dibuktikan dengan kerelaan  menghabiskan hari-harinya di rumah  sakit.

“Saya makan dan mandi ya di sini, bapaknya opo jare sudah,” jelasnya. Biasanya Munawir datang untuk menemani pada malam hari. Jika pekerjaan  di rumah cukup longgar, dia juga akan menyempatkan waktu datang di siang  hari. “Suami saya ke sini malam, kadang- kadang pagi,” jelasnya.

Keluarga bayi, Soniyah, 49, asal Desa/Kecamatan Bangorejo, menyatakan sejak awal ada keinginan dari keluarga Munawir untuk mengadopsi bayi tersebut. “Kami memang mengizinkan,”  ungkapnya.

Tidak hanya itu, niat baik pasutri itu mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Sosial Kabupaten Banyuwangi, Peni Handayani. Niat baik dan tulus pasangan  suami istri untuk mengadopsi bayi harus  didukung penuh. “Kita akan dampingi,  karena adopsi itu ada mekanismenya,”kata Peni Handayani. (radar)

Kata kunci yang digunakan :