Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Desa Kenjo Banyuwangi Terima Dana Desa Terendah, tapi Kaya Tradisi dan Wisata yang Tak Tertandingi

desa-kenjo-banyuwangi-terima-dana-desa-terendah,-tapi-kaya-tradisi-dan-wisata-yang-tak-tertandingi
Desa Kenjo Banyuwangi Terima Dana Desa Terendah, tapi Kaya Tradisi dan Wisata yang Tak Tertandingi

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Dari total 189 desa di Kabupaten Banyuwangi, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) mencatat penyaluran Dana Desa (DD) tahap kedua sudah terealisasi untuk 188 desa.

Hanya satu desa, yakni Desa Aliyan, yang belum bisa mencairkan DD karena ada syarat administrasi yang belum terpenuhi.

Menariknya, dari 188 desa penerima, Desa Kenjo di Kecamatan Glagah tercatat sebagai desa dengan pencairan Dana Desa paling rendah di Banyuwangi.

Baca Juga: Desa Kenjo, Satu-Satunya Desa di Banyuwangi yang Hanya Punya Dua Dusun tapi Kaya Budaya dan Potensi Alam

Meski begitu, desa yang terletak di kaki Pegunungan Ijen ini justru dikenal kaya akan tradisi budaya Osing dan potensi wisata alamnya.

Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Pemerintah Desa DPMD Banyuwangi, Ida Fauziyah, menjelaskan bahwa besar kecilnya pencairan Dana Desa dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan kebutuhan pembangunan di tiap wilayah.

“DD di Banyuwangi paling rendah sekitar Rp 750 juta, sedangkan yang tertinggi mencapai Rp 2 miliar,” ujar Ida.

Desa Kenjo sendiri memang termasuk wilayah kecil, dengan luas sekitar 7,12 kilometer persegi dan hanya memiliki dua dusun, yakni Dusun Krajan dan Dusun Salakan.

Baca Juga: AgenBRILink di Desa Terpencil Mentawai Ini Bikin Warga Tak Perlu Lagi ke Bank, Transaksi Lancar Berkat BRIsat!

Berdasarkan data desa, jumlah penduduknya sekitar 1.900 jiwa, mayoritas bekerja di sektor pertanian dan jasa.

Meski menerima DD paling rendah, Desa Kenjo justru menonjol dalam hal pelestarian budaya dan pengembangan wisata berbasis kearifan lokal.

Desa ini dikenal sebagai salah satu kantong budaya Using (Osing), suku asli Banyuwangi, yang masih melestarikan kesenian tradisional seperti tari gandrung, angklung caruk, dan kendang kempul.

Baca Juga: Pertukaran SDM Jepang-India Picu Reaksi Publik Usai Video Gesekan Imigran Viral

“Bagi kami, kekayaan budaya dan semangat gotong royong warga adalah modal utama pembangunan desa,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.


Page 2


Page 3

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Dari total 189 desa di Kabupaten Banyuwangi, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) mencatat penyaluran Dana Desa (DD) tahap kedua sudah terealisasi untuk 188 desa.

Hanya satu desa, yakni Desa Aliyan, yang belum bisa mencairkan DD karena ada syarat administrasi yang belum terpenuhi.

Menariknya, dari 188 desa penerima, Desa Kenjo di Kecamatan Glagah tercatat sebagai desa dengan pencairan Dana Desa paling rendah di Banyuwangi.

Baca Juga: Desa Kenjo, Satu-Satunya Desa di Banyuwangi yang Hanya Punya Dua Dusun tapi Kaya Budaya dan Potensi Alam

Meski begitu, desa yang terletak di kaki Pegunungan Ijen ini justru dikenal kaya akan tradisi budaya Osing dan potensi wisata alamnya.

Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Pemerintah Desa DPMD Banyuwangi, Ida Fauziyah, menjelaskan bahwa besar kecilnya pencairan Dana Desa dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan kebutuhan pembangunan di tiap wilayah.

“DD di Banyuwangi paling rendah sekitar Rp 750 juta, sedangkan yang tertinggi mencapai Rp 2 miliar,” ujar Ida.

Desa Kenjo sendiri memang termasuk wilayah kecil, dengan luas sekitar 7,12 kilometer persegi dan hanya memiliki dua dusun, yakni Dusun Krajan dan Dusun Salakan.

Baca Juga: AgenBRILink di Desa Terpencil Mentawai Ini Bikin Warga Tak Perlu Lagi ke Bank, Transaksi Lancar Berkat BRIsat!

Berdasarkan data desa, jumlah penduduknya sekitar 1.900 jiwa, mayoritas bekerja di sektor pertanian dan jasa.

Meski menerima DD paling rendah, Desa Kenjo justru menonjol dalam hal pelestarian budaya dan pengembangan wisata berbasis kearifan lokal.

Desa ini dikenal sebagai salah satu kantong budaya Using (Osing), suku asli Banyuwangi, yang masih melestarikan kesenian tradisional seperti tari gandrung, angklung caruk, dan kendang kempul.

Baca Juga: Pertukaran SDM Jepang-India Picu Reaksi Publik Usai Video Gesekan Imigran Viral

“Bagi kami, kekayaan budaya dan semangat gotong royong warga adalah modal utama pembangunan desa,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.