sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat telah membawa dampak besar terhadap ribuan warga.
Di tengah situasi genting tersebut, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni turun langsung ke lokasi terdampak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, untuk memimpin operasi pencarian dan penyelamatan korban.
Kehadiran Menteri Antoni di Lubuk Basung pada Minggu (30/11/2025) didampingi Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, jajaran Polda Sumatera Barat, dan TNI.
Seluruh tim gabungan fokus menjalankan langkah-langkah darurat, termasuk evakuasi korban, pembukaan akses jalan terisolasi, serta percepatan distribusi bantuan.
Baca Juga: Mason Mount Kembali Bersinar! Gol Brilian & Performa Penuh 90 Menit yang Ubah Nasib Manchester United di Markas Crystal Palace
Evakuasi Korban dan Penanganan Darurat Menjadi Prioritas Utama
Dalam operasi lapangan, Menteri Antoni menyaksikan langsung evakuasi dua jenazah yang ditemukan di Salareh Aia, Palembayan, Agam.
Ia menegaskan bahwa pencarian orang hilang menjadi prioritas, mengingat banyak warga belum ditemukan sejak banjir bandang pada Kamis (27/11/2025).
Seorang penyintas bahkan melaporkan kehilangan tiga anggota keluarganya, seorang saudara kandung, anak, dan keponakan, yang hingga kini masih dicari tim SAR.
Pemerintah juga menyiapkan dukungan psikologis bagi para penyintas, terutama anak-anak, untuk membantu pemulihan kondisi mental mereka.
Baca Juga: Menang Atas West Ham, Akankah Jadi Era Baru Liverpool Tanpa Salah?
Koordinasi Antar Lembaga untuk Mempercepat Respons
Kementerian Kehutanan bekerja erat dengan kepolisian dan TNI dalam menanggulangi bencana ini.
Koordinasi mencakup mobilisasi alat berat untuk membuka wilayah terisolasi, distribusi logistik, hingga penyediaan layanan kesehatan dan psikososial.
Antoni memastikan bahwa bantuan telah mulai disalurkan ke titik-titik pengungsian.
Ia juga berinteraksi langsung dengan warga yang mengungsi, memastikan kebutuhan dasar mereka terlayani dengan baik.
Page 2
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Sabtu (29/11/2025) sebanyak 303 orang meninggal dunia akibat bencana di tiga provinsi tersebut.
Rinciannya, 47 korban di Aceh, 166 di Sumatera Utara, dan 90 di Sumatera Barat.
Pemerintah provinsi pun menetapkan status tanggap darurat untuk mempercepat mobilisasi sumber daya.
Status ini berlaku hingga awal Desember, sesuai kondisi masing-masing daerah.
Baca Juga: Isabella Viandra Viral, Benarkah Ia Saudara Seayah Marshanda? Ini Faktanya
Evaluasi Tata Kelola Kehutanan Menyusul Bencana Beruntun
Dalam pernyataan resmi, Menteri Antoni menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola hutan di Indonesia.
Ia menyebutkan bahwa Presiden menyoroti penebangan liar sebagai salah satu faktor yang memperparah risiko bencana.
Sebagai langkah konkret, pemerintah mulai memperkuat hak masyarakat adat melalui penerbitan Surat Keputusan Hutan Adat di Kuantan Singingi.
Menurut Antoni, masyarakat adat adalah kelompok yang paling mampu menjaga kelestarian hutan, sehingga penguatan peran mereka menjadi strategi penting untuk pencegahan bencana jangka panjang.
Selain itu, upaya restorasi kawasan habitat satwa, termasuk Gajah Sumatera, terus dilakukan sebagai bagian dari pemulihan ekosistem.
Baca Juga: iQOO 15 Debut di Indonesia: Teknologi Baru, Harga, dan Detail Pembaruan Sistem
Terbuka Terhadap Kritik, Namun Fokus Tanggap Darurat Dikedepankan
Menteri Antoni menegaskan kesiapannya menerima kritik maupun investigasi terkait pengelolaan hutan setelah masa tanggap darurat berakhir.
Namun, ia meminta seluruh pihak memprioritaskan penyelesaian permasalahan di lapangan terlebih dahulu, khususnya penyelamatan warga dan pemulihan akses terdampak.
“Yang penting sekarang kita tuntaskan dulu persoalan yang ada di lapangan,” ujarnya saat meninjau posko pengungsian di Agam.
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat telah membawa dampak besar terhadap ribuan warga.
Di tengah situasi genting tersebut, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni turun langsung ke lokasi terdampak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, untuk memimpin operasi pencarian dan penyelamatan korban.
Kehadiran Menteri Antoni di Lubuk Basung pada Minggu (30/11/2025) didampingi Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, jajaran Polda Sumatera Barat, dan TNI.
Seluruh tim gabungan fokus menjalankan langkah-langkah darurat, termasuk evakuasi korban, pembukaan akses jalan terisolasi, serta percepatan distribusi bantuan.
Baca Juga: Mason Mount Kembali Bersinar! Gol Brilian & Performa Penuh 90 Menit yang Ubah Nasib Manchester United di Markas Crystal Palace
Evakuasi Korban dan Penanganan Darurat Menjadi Prioritas Utama
Dalam operasi lapangan, Menteri Antoni menyaksikan langsung evakuasi dua jenazah yang ditemukan di Salareh Aia, Palembayan, Agam.
Ia menegaskan bahwa pencarian orang hilang menjadi prioritas, mengingat banyak warga belum ditemukan sejak banjir bandang pada Kamis (27/11/2025).
Seorang penyintas bahkan melaporkan kehilangan tiga anggota keluarganya, seorang saudara kandung, anak, dan keponakan, yang hingga kini masih dicari tim SAR.
Pemerintah juga menyiapkan dukungan psikologis bagi para penyintas, terutama anak-anak, untuk membantu pemulihan kondisi mental mereka.
Baca Juga: Menang Atas West Ham, Akankah Jadi Era Baru Liverpool Tanpa Salah?
Koordinasi Antar Lembaga untuk Mempercepat Respons
Kementerian Kehutanan bekerja erat dengan kepolisian dan TNI dalam menanggulangi bencana ini.
Koordinasi mencakup mobilisasi alat berat untuk membuka wilayah terisolasi, distribusi logistik, hingga penyediaan layanan kesehatan dan psikososial.
Antoni memastikan bahwa bantuan telah mulai disalurkan ke titik-titik pengungsian.
Ia juga berinteraksi langsung dengan warga yang mengungsi, memastikan kebutuhan dasar mereka terlayani dengan baik.







