RadarBanyuwangi.id – Warga Desa Kaotan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, memiliki tradisi unik setiap bulan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Mereka mengarak sepuluh ribu telur kembang endhog dengan menyusuri jalan-jalan kampung, kemarin (16/9)
Sebelum sampai garis finis, ribuan kembang telur yang dipikul, diangkut becak, mobil pikap, dan dokar sambil diiringi musik hadrah kuntulan dan selawatan itu sudah ludes jadi rebutan warga.
Kirab kembang endhog yang menjadi tradisi tahunan warga itu, untuk tahun ini cukup spesial karena dikemas mirip Banyuwangi Festival.
Acara semakin meriah dengan penampikan kesenian hadrah kuntulan, drum band, dan suara sound system yang menggelegar.
“Setiap tahun, kalau muludan di Desa Kaotan ini selalu meriah,” ungkap Santoso, 34, warga Desa Kedaleman, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.
Saat arak-arakan kembang telur yang dihias warna-warni melintas, para penonton yang menumpuk di pinggir jalan tidak sedikit yang mengambil kembang telur.
“Biasanya sepanjang rute akan dibagi-bagikan untuk anak-anak dan remaja,” cetus Andi Irawan, seorang pengunjung asal Desa Gladag, Kecamatam Rogojampi.
Kepala Desa Kaotan, M Nur Hariri menyampaikan pawai sepuluh ribu kembang endhog sudah menjadi tradisi. Tradisi ini sarat nilai gotong royong sesama masyarakat.
“Dengan menggelar pawai kembang endhog, warga bisa guyub rukun,” katanya.
Hariri bersyukur dalam pawai kirab sepuluh ewu kembang endhog kali ini dihadiri sejumlah pejabat Pemkab Banyuwangi, seperti Sekkab Mujiono dan Anggota DPRD Banyuwangi, Marifatul Kamila.
Selain arak-arakan kembang telur, warga juga menggelar pengajian untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Semoga kegiatan ini dari tahun ke tahun bisa terselenggara dengan semarak dan meriah,” pungkasnya. (ddy/abi)