Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dilempar Penghapus Guru, Siswa MI NU Salafiyah Sempu Terluka

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Gara-gara siswanya gaduh, Ali Juhdi salah satu oknum guru Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Salafiyah Desa Sempu, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi jengkel dan melempar penghapus hingga mengenai salah satu siswanya. Akibatnya, dahi siswa tersebut robek dan harus dilarikan ke Puskesmas setempat.

Kejadian ini bermula ketika Ali Juhdi sedang menghadiri kegiatan pengajian pembinaan di sekolah Tsanawiyah yang lokasinya tidak jauh dari MI NU Salafiyah. Karena ditinggal sang guru, suasana kelas 4 di MI tersebut menjadi riuh ramai.

Merasa sulit ditenangkan, oknum guru Ali Juhdi pun langsung melempar penghapus ke arah siswa yang ramai, dan lemparan itu langsung mengenai kepala siswa berinisial DFM, serta berakibat dahi sebelah kanannya robek mengeluarkan darah.

Anak pasangan dari Agus Widiantoro dan Sulistiowati warga Dusun Krajan RT 05 RW 02 Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu ini terpaksa harus dilarikan ke Puskesmas oleh orang tuanya.

Sulistyowati, ibu kandung korban DFM

Ibu korban, Sulistyowati mengatakan, kejadian tersebut sangat memukul mental anaknya bahkan anaknya menjadi trauma. Mengingat DFM tidak serumah dengan dirinya, tapi selama ini tinggal dan dirawat neneknya, karena ada faktor x rumah tangganya.

“Mendengar anak saya terluka, saya langsung bawa ke Puskesmas, agar luka dari lemparan penghapus mendapat perawatan dari dokter,” ujar Sulistyowatii, Selasa (4/3/2019).

Sulistyowati sendiri tidak mau persoalan ini dibawa ke ranah hukum. Namun dirinya meminta perlakuan oknum guru seperti itu jangan diulangi lagi.

“Saya tidak mau melaporkan ke polisi, saya hanya ingin kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi,” pinta ibu korban.

Kasek MI NU Salafiyah Sempu, Masrur Fatah

Sementara oknum guru Ali Juhdi yang melempar penghapus kepada siswanya ketika berusaha dikonfirmasi di sekolahnya tidak ada di tempat. Hanya ditemui Kepala sekolah (Kasek) MI NU Salafiyah Masrur Fatah, yang mengaku terkait persoalan ini pihaknya sudah menanggung segala biaya pengobatan korban.

Malahan, terkait persoalan ini, Masrur Fatah akan melakukan pembinaan kepada guru dan staf supaya kejadian serupa tidak terulang lagi.

“Semua biaya pengobatan dan perawatan kami yang menanggung. Kami juga akan memberikan bimbingan pembinaan terhadap guru dan staf agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ungkap Kasek MI Salafiyah asal Darungan Desa Tegalarum ini.

Sebagai antisipasi agar kejadian yang sangat memalukan ini tidak terjadi lagi, pihaknya memasang CCTV untuk agar lebih bisa melakukan pemantauan di ruang kelas.

“Saya sudah memasang CCTV, sebagai antisipasi agar kasus seperti ini tidak terulang lagi,” pungkasnya.