Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Eko Setiawan, Pembalap asal Banyuwangi yang Sukses di Porprov Bali

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

ekoSabet Enam Medali dengan Sepeda Pinjaman.  Prestasi yang ditorehkan Eko Setiawan, 25, kian moncer. Pembalap binaan Banyuwangi Road Cycling Club (BRCC) itu berhasil memborong enam medali di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali mulai 8 hingga 14 September lalu.

SOSOK Eko Setiawan memang tak asing lagi di Bumi Blambangan. Terutama, bagi yang konsen di bidang balap sepeda. Rider bertubuh kurus itu sudah cukup sering dan familiar menyusuri jalanan beraspal di Kota Gandrung. Sore dan pagi menjadi waktu yang dia pilih dalam melatih kemampuan mengayuh sepeda. Namun, siapa sangka bila pria asal Kelurahan Tukangkayu, Banyuwangi, itu justru tercatat sebagai atlet asal Kabupaten Jembrana.

Sejak tahun 2005, Eko sudah menjadi bagian kabupaten paling barat di Pulau Dewata tersebut. Meski demikian, jalur aspal di sejumlah ruas jalan di Banyuwangi kerap menjadi lokasi latihannya. Statusnya sebagai atlet Bali menjadi keuntungan tersendiri baginya. Hal itu juga yang membuatnya langsung meraih tiket ke ajang Porprov Bali lalu. Kali ini, dia memperkuat kontingen Kota Denpasar.

Penampilannya di nomor individual timetrial (ITT), criterium, beregu, team time trial (TTT), road race, dan sirkuit race, berbuah manis. Semua nomor yang diikuti berbuah prestasi. Enam medali diraih dengan rincian tiga medali emas dan tiga medali perak. Tiga medali emas diraih dari nomor ITT, criterium, dan beregu. Tiga medali perak diraih dari nomor road race, sirkuit race, dan TTT “Ya hasilnya lumayan. Ini (prestasi) untuk saya dan Banyuwangi,” ujarnya.

Mengenakan seragam balap warna hijau bertulisan BRCC lengkap pelindung kepala, Eko menceritakan sedikit pengalamannya bertarung dalam Porprov di Bali. Saat berjibaku bersama rival dari kota dan kabupaten di Pulau Deawata, Eko berhasil menjinakkan medan. Tantangan yang dihadapinya dalam Porprov Bali adalah terkait sepeda yang ditunggangi. Meski sering membalap di jalanan dan turut serta di berbagai kejuaraan, Eko ternyata tidak memiliki tunggangan sendiri.

Untuk lomba dan berlatih, dia meminjam sepeda kepada teman. Hal itu juga yang dialaminya saat berlaga di Porprov Bali lalu. Sepeda yang membantu melambungkan namanya itu ternyata sepeda pinjaman teman. Eko sebetulnya memiliki kesempatan punya sepeda sen diri. Bonus yang diterimanya malah digunakan membeli motor. Alasannya sederhana, dia membutuhkan modal transportasi itu untuk mobilitasnya di luar jam latihan dan lomba.

Lalu, bagaimana dengan bonus yang akan dia terima dari Porprov Bali nanti. Sambil sedikit senyum, Eko mengatakan tidak akan membeli sepeda balap. Dia ingin membelanjakan bonus yang di terimanya tersebut untuk ke butuhan lain. Dia berencana mem beli rumah. “Saya mau beli rumah dulu. Selama ini masih ngontrak,” tuturnya. Berapa bonus yang akan diterima Eko atas prestasinya di Porprov Bali lalu? Jumlahnya ter bilang cukup lumayan.

Satu ke ping medali  mas dihargai Rp 35 juta. Medali perak dihargai Rp 15 juta. Lantaran dapat enam medali, maka pria berusia 25 tahun itu akan menerima bonus sekitar Rp 150 juta. Hal itu menyebabkan Eko belum berpikir pulang menjadi atlet Banyuwangi. Kini dia berambisi menembus PON 2016. Selain itu, dia juga ingin menjadi pegawai negeri sipil.

Namun demikian, dia beren cana pulang kampung untuk memperkuat tim yang mencetaknya menjadi pembalap, BRCC. Eko akan menjadi bagian tim asal Banyuwangi itu dalam Tour de Ijen 2013 yang dihelat bulan November mendatang. “Target saya meraih gelar the best Indonesia rider di Tour de Ijen nanti. Sudah ada yang janji belikan saya motor kalau gelar itu bisa saya raih,” ujar nya sambil tertawa. (radar)