Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Eks Pedagang Stren Merasa Dibohongi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TEGALSARI – Penertiban warung dan toko di pinggir sungai Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, pada pertengahan November 2016, ternyata masih menyisakan masalah. Para pedagang yang tergabung dalam paguyuban usaha  cilik Ulik Sekali Barokah, merasa telah dibohongi.

Ketua paguyuban cilik Ulik Sekali Barokah, Siti Khotijah, 43, menyampaikan janji yang pernah  disampaikan Forpimka Tegalsari sebelum  menghancurkan warung dan toko tidak ditepati. “Saya tidak tahu wadul ke sapa,” katanya saat  mendatangi kantor Jawa Pos Radar Genteng.

Khotijah mengaku telah mengirim surat pada Bupati Banyuwangi dengan tembusan Ketua DPRD Kabupaten Banyuwangi, dan Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Banyuwangi. “Dalam surat itu kami sertakan kronologi penggusuran,”  ujarnya.

Khotijah menyebut selama ini para pedagang  merasa dipingpong. Hasil hearing dengan DPRD,  juga tidak pernah disampaikan. “Kami digusur  katanya tidak memiliki IMB, padahal bangunan milik desa itu juga tidak ada IMB, kenapa  tidak digusur juga,” katanya.

Janji Kepala Desa Karangdoro, Supriyadi yang akan mengakomodir nasib pedagang setelah pembongkaran, ternyata juga tidak ditepati. “Kami katanya akan ditempatkan di ruko,  sisanya diberi payung, tapi sekarang  rukoknya malah disewakan,” jelasnya.

Kepala Desa Karangdoro, Supriyadi, saat ditemui di kantor desa mengatakan, semua tahapan sebelum dilakukan pembongkaran pada bangunan yang ada  di pinggir sungai itu telah dilakukan. “Tahapan  demi tahapan sudah kami lalui,” ucapnya.

Terkait keberadaan ruko, Supriyadi mengaku kalau selama ini tidak pernah menjanjikan akan diberikan kepada pedagang. “Kami tidak  pernah menjanjikan ruko itu akan kita berikan  pada para pedagang,” ungkapnya. Saat ini, terang dia, bangunan ruko yang  tidak jauh dari bekas bangunan milik para  pedagang yang digusur untuk pengelolaan  sudah ditangani oleh Bumdes. “Bangunannya  itu sudah ada panitia,” jelasnya.

Mengenai pemberian payung, pihaknya memang menjanjikan. Tapi, belum bisa memastikan pembelian payung karena masih harus menunggu APBDes  cair. “Kalau payung  kita memang pernah menjanjikan,” terangnya. (radar)