ROOFTILE, Jawa Pos Radar Tile – Pemilik toko di Dusun Resomulyo, Wetan Tile Village, Tile District, menjadi sasaran penipuan sales permen dan cokelat. Dengan iming-iming uang tambahan sebesar Rp 200 ribu di luar laba, pemilik toko itu mengaku malah rugi ratusan ribu rupiah, Wednesday (15/3).
Pemilik toko bernasib malang itu Vita Vitriani, 24. According to him, on Monday (13/3) didatangi dua orang laki-laki yang mengaku sales permen dan cokelat. “Mengaku sales dari distributor permen dan cokelat yang kantornya berada di Surabaya,He said.
Menurut Vita, dua orang itu datang ke tokonya dengan membawa 16 wadah berisi produk cokelat dan permen. Both of them, menawarkan barang itu untuk dijual di tokonya. “Saya tidak kenal, dua orang itu menawarkan produknya dengan sedikit memaksa,” tuturnya seraya menyebut salah satu dari kedua orang itu mengaku bernama Aris.
Untuk mendapatkan barang yang ditawarkan itu, it's clear, harus membayar Rp 4.832.000. Semua barang itu, sudah ditulis dan dihitung pada nota. “Harganya cukup mahal, tapi orangnya kalau ngomong meyakinkan, saya sempat yakin," he said.
Vita tergoda setelah dua orang sales abal-abal itu mengatakan akan memberikan upah sebesar Rp 200 ribu dari jualan produknya. Uang sebanyak itu, di luar laba yang didapat dari hasil penjualan. “Saya juga akan dipinjami rak untuk menaruh produknya," he said.
Karena nilainya terlalu besar, Vita mengaku keberatan untuk membayar secara cash, dan berjanji kekurangannya akan dibayar dengan transfer. “Salesnya minta saya bayar embel-embelnya saja, yang Rp 832 thousand, karena keduanya mendesak, saya akhinya bayar yang embel-embel itu,he explained.
Setelah dibayar, he still said, dua orang itu kemudian pergi dengan alasan akan mengirim produk ke tempat lain. Meanwhile, Vita berubah pikiran dan menelepon sales tersebut untuk membatalkan kerja samanya. “Saya konsultasi dengan teman yang lain, katanya jangan, makanya saya cancel," he said.
Tidak lama setelah dibatalkan, around 12.30, dua pria itu kembali datang untuk mengambil produknya. Unfortunately, saat itu Vita sedang tidak ada dan yang ada hanya penjaga toko. “Yang jaga teman saya, dia tahunya barang 16 produk itu mau diambil," he explained.
Temannya itu, he continued, tidak tahu kalau sudah bayar sebagian Rp 832 thousand. So that, saat kedua sales itu mengambil barang dan tidak mengembalikan uangnya, penjaga toko juga hanya diam. “Uang tidak dikembalikan," he said.
Kecuriagaan Vita menjadi korban penipuan, muncul setelah uangnya tidak kunjung dikembalikan oleh dua orang tersebut. Especially, nomor whatsapp (WA) juga diblokir. “Saya kira Selasa (14/3) ini dikembalikan (uang), dia mengaku akan mengirim produk ke daerah sini, tapi ternyata tidak," he said.
Dari kejadian itu, Vita yang sempat diberi nomor rekening sales itu, kemudian melapor ke Polsek Genteng. Dalam laporan itu, juga minta pemblokiran nomor rekening milik sales tersebut. “Saya juga pernah didatangi dua sales itu,” terang pemilik toko lain, Siti Suprihatin, 37, asal Dusun Resomulyo, Wetan Tile Village.
Suprihatin yang membuka toko grosisr itu, mengaku tidak tertarik dengan iming-iming yang ditawarkan oleh kedua sales itu. “Saya juga pernah didatangi oleh sales itu, tapi syang tidak tertarik tawarannya,He said.
Dugaan penipuan yang dilakukan okum sales, sebenarnya sering terjadi. And it, menimpa sejumlah pemilik toko di beberapa daerah. “Toko dekat (hospital) Al Huda Gambiran juga begitu. Saya tahu karena mereka pelanggan saya dan cerita," he concluded.(sas/abi)