Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Endang Marta Diana Ingin Jadikan Jus Pinang sebagai Oleh-oleh Khas

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

endangSETELAH dipanggil sebagai juara satu untuk kategori product and package pada dalam penutupan BIYEC tanggal 9 Desember lalu, ibu dua anak ini terkejut ketika master Ceremony (MC) memanggil namanya untuk kembali naik ke panggung. Endang pun buru-buru berjalan menuju panggung untuk menerima penghargaan juara satu kategori bussiness plan. Terkejut, tidak percaya, dan terharu. Hanya itu yang ada dipikirkan Endang.

Menurut instruksi pembawa acara, Endang maju untuk bersanding dengan dua jawara lainnya guna menerima bakat Awards dari Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Penambangan, Hary Cahyo Pumomo, Malam itu, Endang nembawa pulang dua plakat untuk dua kategori. Untuk kategori product and package, dia bersama timnya mendapatkan hadiah Rp 3.500.000. Sedangkan untuk kategori businis plan individual, Endang mendapatkan Rp. 8.000.000. Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin mewancarai Endang. Didampingi oleh suami dan kedua anaknya, Endang mengaku sempat pesimistis.

Dia mengaku sangat bersyukur dengan kemujuran yang ia peroleh di malam penutupan BlYEC tersebut. Baginya ini merupakan penghargaan dari Tuhan atas kerja kerasnya selama membuat produk selama ini. Awalnya. Endang sempat pesimistis saat perlombaan. Pasalnya, salah satu persyaratan ulama dalam perlombaan yakni proposal usaha hilang. Ia sempat berpikir pasrah ketika hendak presentasi di depan juri tanpa menyerahkan proposal.

Namun beruntung proposalnya di temukan di mobilnya. Kemudian ia segera melajukan kendaraanya ke gedung Disprrindagtam. Dalam sesi presentasi, sejumlah juri mencicipi produk buatannya. Merasa tertarik, juri tersebut memesan 10 botol jus pinang buatannya. Sebelum meninggalkan tempat, Endang sempat diingatkan juri untuk tidak besar kepala karena juri memesan produknya. “Jangan GR dulu ya, belum tentu kamu juara lho,” ujar Endang menirukan ucapan salah satu juri yang menilainya saat itu. Wanita lulusan Diploma satu School Of Bussines. Malang ini sempat kecil hati mendapat ucapan demikian oleh juri.

“Yah, walaupun demikian, saya tetap berharap bisa juara, entah juara berapa.” tambahnya. Untuk diketahui, Endang mengikutkan produk buatannya sendiri, yakni juzz-e pinang untuk dilombakan di kontes bussiness plan dan product and package menjual sejenis jus yang dibuat menggunakan bahan baku buah pinang di tambah gula, susu, dan rempah-rempah lainnya. Ide membuat jus pinang tersebut muncul tiga tahun silam. Sepulang dari Padang. tahun 2008, Endang Iseng membuat minuman jenis jamu yang berkhasiat, namun tetap memiliki cita rasa enak.

Tak di sangka, setelah beberapa kali melakukan percobaan, jadilah jus pinang dengan rasa nikmat. Suaminya yang bekerja di bagian farmasi juga mendukungnya dengan mengawasi takaran komposisi yang digunakan istrinya untuk membuat jus pinang tersebut. Setelah jus jadi, Endang tidak memiliki pikiran untuk memasarkan produknya. “Waktu bikin itu. niatnya memang untuk dikonsumsi sendiri, saya waktu itu fokus bikin kastangel dan nastar untuk dijadikan oleh oleh khas kota Genteng.” kata wanita berjilbab ini.’

Namun. keluhan-keluhan yang datang dari kawan karibnya mengingatkan Endang akan manfaat jus pinang yang pernah dibuatnya. ‘Banyak yang mengeluhkan masalah di kewanitaan, anemia, cacingan, dan sebagainya,” tutur Endang. Jus pinang memiki khasiat untuk menambah kadar trombosit dalam darah, mcnyetnbuhkan bengkak. cacingan, menyem buhkan keputihan bagi wanita. menambah stamina bahkan menurunkan berat badan. “Saya bagikan ke kanan yang membutuhkan, alhamdulillah setelah beberapa kali mengkonsumsi. masalah yang mereka keluhkan berangsur-angsur menurun,” tambah Endang.

Bisa dibilang selama ia melakukan testimoni produknya pada kawan-kawannya selama dua tahun. “Saya bagikan gratis selama dua tahun, saya juga masih belum kepikiran untuk memproduksi lebih. hanya buat kalau ada yang minta,” jelas Endang. Namun, selama dua tahun belakangan, permintaan jus pinangnya meningkat dibandingkan dengan usaha kue kastangel dan nastarnya. Akhirnya, in memutuskan untuk mengesampingkan usaha kastangel dan nastarnya dan mengutamakan jus pinang. Awal memasarkan produknya, dia menitipkan disalah satu toko ternama di Genteng.

Sempat minder karena kemasan jus pinangnya saat itu sangat sederhana berupa es mambo. Perjalanan usaha Endang tidak pernah terlepas dari dukungan sang suami. Pernah juga suatu waktu, kawannya menganjurkan untuk berhenti memproduksi jus pinang. Kawannya tersebut beranggapan bahwa jus nya sangat berbahaya dan bisa menyebabkan orang mati. lagi-lagi dukungan dari suaminya tidak pernah berhenti. Dengan telaten, Endang bersama suami kembali mengkaji khasiat jus pinang yang ia buat.

“Kebetulan suami orang farmasi. dia membimbing saya untuk menentukan takaran pada masing-masing komposisi dan khasiat pinang itu sendiri,” ungkap Endang. Juss-e pinang produk Endang laris manis di pesan kawan- kawannya. Sehari, dia bisa memproduksi 200 botol juss- e pinang dengan ukuran 330 ml dan 10 pak juss-e pinang dalam bentuk serbuk. Untuk menjalankan usahanya, Endang masih menangani seorang diri, jus buatannya tersebut mulai banyak digandrungi oleh masyarakat Banyuwangi maupun di luar kota.

Bahkan dikatakan Endang. produknya terjual sampai di Hongkong. “Teman saya yang di Hongkong mengonsumsi jus pinang saat musim dingin, ternyata jus pinang bisa berkhasiat untuk menghangatkan tubub, terang Endang. Ia menceritakan, awalnya sering memposting Produkna difacebook atau media sosial lainnya. Begitu diposting, kawan-kawannya yang diluar kota baik Surabaya. Jogjakarta, Jakarta Nabire maupun Timika mulai meminta Endang untuk mengirimnya. Kin Endang bersama suami sibuk mengurus Izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) di Dinas Kesehatan.

“Insyaallah seminggu lagi izinnya sudah keluar kata Endang. Pihaknya jugu scdang melakukan uji laborat produk di Disperindagtam. Rencananya, uang yang dia dapatkan dari memenangkan kontes di BI-YEC akan di manfaatkan untuk menambah mesin produksi di rumahnya. Ke depannya. Endang berharap produknya juss-e pinang bisa dijadikan oleh-oleh khas Banyuwangi. “Banyuwangi juga penghasil pinang, kenapa tidak potensi ini maksimalkan untuk menjadi salah satu ikon Banyuwangi,” pungkasnya. (radar)