Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gas Elpiji Bersubsidi Mulai Langka

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GENTENG-Menjelang akhir tahun, di wilayah Banyuwangi Selatan gas elpiji melon atau ukuran tiga kilogram mulai langka. Warga kini banyak yang dibuat kerepotan, karena stok di pengecer banyak yang habis. Untuk mendapatkan gas elpiji, para pengecer harus rela menunggu dan antre dalam waktu yang  cukup lama.

“Saya mencari susah, padahal stok sudah habis,” terang Wawan, 37, pengecer gas elpiji asal Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran. Wawan mengaku gas elpiji untuk ukuran tiga  kilogram, selama ini dijual dengan harga Rp 19  ribu. Untuk mendapatkan, biasanya membeli di  pangkalan yang ada di Desa Jajag, Kecamatan  Gam biran.

“Saya beli di pangkalan Jajag itu Rp 15.500,” terangnya. Saat pulang dari Jajag dengan tangan hampa, Wawan mengaku sempat melihat satu truk gas el piji yang berhenti di pangkalan Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo. Tapi, saat akan beli tidak bisa dilayani karena ada pemesannya.

“Katanya satu truk gas elpiji itu sudah ada yang punya,” ungkapnya. Pengecer gas elpiji lainnya, Arisno, 40, asal Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, mengatakan saat ini gas elpiji untuk ukuran tiga kilogram memang mulai sulit di dapat. Untuk mendapatkan pasokan di pangkalan Desa Genteng Wetan, harus  sabar antre hingga beberapa jam lamanya.

“Saya cari 11 tabung tidak bisa karena habis,” jelasnya. Nasib serupa juga dialami Suyanto, 50. Pengecer gas elpiji asal Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, yang ikut antre di pangkalan Desa Genteng Wetan, mengaku merasakan kelangkaan gas elpiji untuk tiga kilogram   itu sejak tiga minggu lalu.

“Sudah tiga pekan ini gas elpiji langka, katanya barang habis,” katanya. Suyanto mengaku biasanya setiap hari mendapatkan jatah gas elpiji itu sebanyak 100 tabung. Tapi, sejak tiga pekan terakhir jatahnya berkurang. “Sekarang setiap hari masih dapat jatah, tapi tidak  sampai 100 tabung,” ungkapnya.

Sementara itu, penjaga gudang pangkalan gas  elpiji Desa Genteng Wetan, Rudi Polo 27, mengatakan kelangkaan gas elpiji ini disebabkan momen akhir tahun. Pesann gas elpiji cenderung meningkat,  dan jatah dari Pertamina masih tetap. “Pesanan semakin banyak,” dalihnya.

Jumlah tabung gas elpiji yang berada di gudangnya, jelas dia, sebenarnya masih stabil. Setiap hari, ada lima truk yang mengirim gas elpiji. “Setiap truk itu membawa 560 tabung gas elpiji ukuran tiga kilometer,” cetusnya.  Pemilik pangkalan gas elpiji lainnya, Mamak Surawan di Desa/ Kecamatan Siliragung, mengatakan kelangkaan gas elpiji ukuran tiga kilogram itu disebabkan mening katnya permintaan dari  masyarakat.

“Pasokan tidak dikurangi, tapi permintaan meningkat,”  jelasnya. Mamak mengungkapkan peningkatan permintaan itu dipicu banyaknya rumah tangga baru dan perumahan baru. “Saya pikir ini alamiah, pertam bahan penduduk, banyaknya rumah tangga baru, kebutuhan gas elpiji meningkat,”  ujarnya.

Meski mengalami kelangkaan,  Mamak menyebut harga gas el piji masih tetap. Tapi untuk tingkat pengecer, harga memang  ada selisih tergantung lokasi penjualan. “Di pangkalan tetap Rp 14,500, di pengecer jadi Rp 15 ribu sampai Rp 16 ribu,” jelasnya. (radar)