SRONO, Jawa Pos Radar Genteng – Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terjadi di Dusun Sukopuro Wetan, Desa Sukonatar, Kecamatan Srono, Banyuwangi, pada Jumat (28/4) sekitar pukul 04.30. Suhairi, 68, warga Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, tega memukul istri sirinya Suwikah, 49, dan anak tirinya M Yusuf Eduardo, 13, dengan palu.
Akibatnya, kedua korban yang tinggal di Dusun Sukopuro Wetan, Desa Sukonatar, Kecamatan Srono, itu mengalami luka cukup serius di bagian kepala. “Kejadian di rumah Sukonatar, dua korban dipukul pakai palu,” terang Kapolsek Srono, AKP Achmad Junaedi.
Menurut Kapolsek, kekerasan itu berawal saat pelaku pulang dari masjid untuk salat subuh. Selanjutnya, meminta istrinya untuk salat. “Sang istri menolak lekas salat, sehingga keduanya adu mulut,” terangnya.
Diduga emosi karena istrinya dianggap ngeyel, jelas Kapolsek, pelaku mengambil palu besi dan akan memukul istrinya. Melihat ibunya akan dihajar itu, anak laki-laki korban, Yusuf langsung menghalau pukulan pelaku. “Pelaku malah semakin brutal, memukul kepala anak dan istrinya menggunakan palu besi,” ujarnya.
Tak hanya sekali itu, anak korban kembali menghalau pelaku karena ingin melindungi ibunya. Tapi naas, anak korban kembali terkena pukulan palu besi. “Akibatnya kedua kepala korban mengalami luka cukup parah,” katanya.
Polisi yang mendapat laporan dari warga, langsung menuju lokasi kejadian dan menangkap pelaku. Sejumlah barang bukti (BB) berupa palu besi, kaus warna biru tosca, celana pendek warna putih, dan kain taplak meja warna ping disita untuk diamankan. “Pelaku dan BB kita amankan di polsek,” ujarnya.
Istri pelaku, Suwikah menyampaikan suami sirinya itu memang punya sifat temperamental. Hanya urusan kecil, bisa langsung marah dan mengamuk. “Sering tersinggung, bahkan untuk hal sepele saja,” ungkapnya.
Suhari itu, jelas Suwikah, suami ketiganya. Pria itu menikahinya secara siri setelah dua kali pernikahannya berakhir perceraian. Usia pernikahannya masih tergolong muda, sekitar sepuluh bulan dan kondisi rumah tangganya tidak baik-baik saja. “Dia (Suhari), kalau tersinggung sering mengancam. Pada anak tirinya (Yusuf) pernah mengancam mau membunuh karena minta uang untuk keperluan sekolah,” ungkapnya.
Usai peristiwa kekerasan itu, Suwikah mengaku enggan untuk melanjutkan hubungan keluarga dan memutuskan menempuh jalur hukum. “Habis kejadian ini, semua pakaiannya (Suhari) saya buang,” imbuhnya.
Ketua RT 1, RW 01, Rahmat Siswono, 42, yang juga masih sepupu korban mengatakan, sebulan terakhir Suwikah, suami, dan anaknya memutuskan pindah ke rumah milik Suwikah di Dusun Sukopuro Wetan. “Sebelumnya ikut di rumah suaminya,” cetusnya.
Saat kekerasan itu terjadi, Rahmat yang pertama melerai dan menjauhkan Suhari dari kedua korban. “Begitu dengar teriakan minta tolong, saya langsung lari ke rumah sebelah (Suwikah), dan memisahkan Suhari yang masih berusaha memukul kepala korban dengan palu itu,” katanya.
Setelah melerai, Rahmat yang melihat sepupu dan keponakannya bersimbah darah, segera membawa ke Klinik Yoma Medika, Srono. “Setelah mendapat pertolongan medis, dirujuk ke RSUD Blambangan Banyuwangi untuk melakukan CT Scan,” imbuhnya.(gas/abi)