Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

GENTA Gelar Haul Tawang Aun Ke -334 di Petilasan Situs Rowo Bayu

genta-gelar-haul-tawang-aun-ke-334-di-petilasan-situs-rowo-bayu
GENTA Gelar Haul Tawang Aun Ke -334 di Petilasan Situs Rowo Bayu

Banyuwangi, Jurnalnews.com – Memperingati haul Tawang Alun ini juga mengajarkan bahwasannya Leluhur ajarkan selain fisik.. hendaknya juga punya kekuatan batin spiritual. Dan Tawang Alun tak hanya dikenang tapi dilanjutkan keberanian dan kebijakannya.

Pemerintah Banyuwangi mendukung pelestarian alam, kearifan lokal, situs budaya dan identitas banyuwangi yang juga bagian situs geopark. Hal itu disampaikan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam suasana samarwulu tepi waduk Rowo Bayu Songgon, Kamis (18/09/25).

Ditambahkan perempuan asal Jawa Tengah ini semangat konservasi Rowo Bayu jadi rumah bersama sebagai energi spiritual yang bermartabat.

Generasi Trah Tawang Alun (GENTA)Macan Putih Blambangan, Doni Osmond, SH mempunyai tanggung jawab moral untuk memperat silaturahmi dan mewariskan budaya sejarah belambangan yang luar biasa. “Dan peringatan haul ke-334 tepat pepengetan tilarnipun Kanjeng Sinuwun Prabu Tawang Alun Ratu ing Kerajaan Macan Putih tanggal 18 September 1691-18 September 2025. Biasanya kami sederhana diikuti inti trah. Mung kali ini pakai protokoler dan prototype model mulai pra acara mohon restu ke eyang ke titik sumber bawa panji sonangkara yang dipimpin Mbah Made Widagdo tadi hingga ada panggung utama, untuk pegangan saat haul ke 335 jadi agenda Banyuwangi Festival, ” tutur pria asal Lateng yang berprofesi pengacara ini.

Sementara yang ditetuakan Joni Subagyo, SH, MH alias Ki Ageng Bumi Sroyo sebut lelakunya ini amanat sesepuh Mas Soepranoto Manggisan dan HR. Mas Slamet Oetomo yang membekali dengan semangat, filosofi visi misi serta ragam literasi bentuk buku, benda peninggalan hingga peta dan silsilah keluarga besarnya.
“Selain Kanjeng Tawang Alun kami juga memperingati tokoh Wong Agung Wilis, Rempeg Jagapati dan Sayu Wiwit, ” ungkap mantan pimpinan DPRD Banyuwangi ini.

Ketua Masyarakat Adat Nusantara (Matra) Jawa Timur, Kanjeng Pangeran Panji Srie Soe putra Jowo Uja Ciptonagoro yang banyak cerita soal kearifan Suku Kajang yang diganjar dunia sebagai pelestari alam terbaik juga paparkan motivator soal bela negara dan waspada proksi medsos hingga perlu soal ilmu adiluhung leluhur dan perilaku luhur perlu diajarkan ke generasi penerus.

“Intelijen asing yang kuasai antropologi dan sosiologi masyarakat Nusantara bisa mengadu domba bangsa Indonesia yang Bhinneka majemuk ini, ” tutur suami perempuan asal Sragi Songgon ini seraya pengiling 4 pusaka soso jendro yakni hapus rasa benci iri, gengsi dan dendam pada hati kita.

Paparan luar biasa ini juga dibenarkan KH Achmad Wahyudi, SH,MHi dan Wakapolresta AKBP Teguh Priyo Sasono, S. I. K.
Dalam acara yang dipandu Cornelis dan Fitri ini, selain pejabat mulai Kepala Dinas, Badan, Camat dan Kades, juga hadir Seniman, budayawan, pelestari benda pusaka, media, FKUB dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) binaan Bakesbangpol Ki Mursyid Bin H Huzairi Prayitno yang ada sejarah dengan Djoko Supaat Slamet yang ngawiti situs ini dari bisikan ghaib Eyang Tawang Alun dan Srikandi Sayu Wiwit, juga ada utusan Abdi dalem Kasunanan Surakarta Hadiningrat. “Kami turunan Wali Sunan Giri jadi ziarah ke Blambangan adalah leluhur kami juga! ” kata Nimas Ayu Ranu Wijayanti yang sehari-hari memelihara pengen putra wayah yang punya hajatan tingkeban, ruwatan dan pitutur agar kebudayaan leluhur tetap adiluhung.

Aguk Darsono apresiasi bila kejayaan Kerajaan Macan Putih dan epos Perang Puputan Bayu jadi kalender tetap Banyuwangi Festival seraya berharap tokoh Blambangan ada yang jadi Pahlawan Nasional. Hanya pada Perang Bayu dan Perang Suroboyo komandan penjajah mampus dan habiskan biaya besar. Tentu jadi spirit dan motivasi karakter jatidiri bangsa. “Maka mulai musrenbangdes dan kecamatan yang dihadiri anggota dewan diakomodasi musrenbangkab yang dihadiri Bappeda Jatim untuk perbaikan infrastruktur rawa yang banyak ambrol, revitalisasi situs,toilet dan tempat ibadah serta perbanyak dialog dan diskusi pelestarian adat tradisi sejarah untuk kemajuan Banyuwangi tercinta yang harmoni welas asih dan heroik ini, ” tegas wakil ketua FPK yang pernah jadi panitia pengusulan Pahlawan Nasional buat Pejuang Blambangan ini saat jadi Sekretaris DHC”45 Banyuwangi ini. . (AWN/AM/JN-SC-MM).