sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Aktivitas vulkanik Gunung Raung terpantau semakin melandai.
Sejak periode erupsi pada Juni lalu, asap yang keluar dari kaldera gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut tampak semakin tipis, Selasa (30/12).
Sejak erupsi tersebut, gunung yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember ini selalu teramati mengeluarkan asap putih.
Kemunculan asap tersebut merupakan bukti adanya aktivitas magma di kaldera Raung.
Berdasar rekaman seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, aktivitas vulkanik seperti gempa tektonik lokal dan gempa embusan masih kerap terjadi.
“Hampir setiap hari terekam adanya tektonik lokal dan gempa embusan,” ujar Kepala PPGA Raung Agung Tri Subekti.
Untuk diketahui, empa embusan adalah gempa vulkanik yang terjadi akibat pelepasan gas vulkanik dan uap air secara tiba-tiba dari kawah atau lubang fumarol di gunung berapi.
Hal ini menyebabkan getaran permukaan yang sering kali disertai semburan asap cerah dari kawah gunung.
Sedangkan gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi akibat pergeseran atau tumbukan tiba-tiba lempeng-lempeng tektonik di lapisan kerak bumi yang melepaskan energi dalam jumlah besar dan menyebabkan getaran.
Agung menyebutkan, dari hasil pengamatan pada Senin (29/12), terekam sebanyak 11 kali gempa embusan dengan amplitudo 2–3 mm dan durasi gempa 30 hingga 44 detik.
“Selain itu, tercatat sekali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 2 mm berdurasi 27 detik. Hampir setiap hari, baik di Raung maupun Ijen terekam tektonik lokal,” jelasnya.
Tidak hanya itu, berdasar rekapitulasi laporan hingga Selasa (30/12) dini hari, tercatat pula enam kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5–24 mm dan durasi 54 hingga 89 detik.
“Selain itu, terekam pula sekali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5–1 mm dengan dominasi 0,5 mm,” tambahnya.
Di sisi lain, intensitas asap yang keluar dari puncak gunung justru mengalami penurunan.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Aktivitas vulkanik Gunung Raung terpantau semakin melandai.
Sejak periode erupsi pada Juni lalu, asap yang keluar dari kaldera gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut tampak semakin tipis, Selasa (30/12).
Sejak erupsi tersebut, gunung yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember ini selalu teramati mengeluarkan asap putih.
Kemunculan asap tersebut merupakan bukti adanya aktivitas magma di kaldera Raung.
Berdasar rekaman seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, aktivitas vulkanik seperti gempa tektonik lokal dan gempa embusan masih kerap terjadi.
“Hampir setiap hari terekam adanya tektonik lokal dan gempa embusan,” ujar Kepala PPGA Raung Agung Tri Subekti.
Untuk diketahui, empa embusan adalah gempa vulkanik yang terjadi akibat pelepasan gas vulkanik dan uap air secara tiba-tiba dari kawah atau lubang fumarol di gunung berapi.
Hal ini menyebabkan getaran permukaan yang sering kali disertai semburan asap cerah dari kawah gunung.
Sedangkan gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi akibat pergeseran atau tumbukan tiba-tiba lempeng-lempeng tektonik di lapisan kerak bumi yang melepaskan energi dalam jumlah besar dan menyebabkan getaran.
Agung menyebutkan, dari hasil pengamatan pada Senin (29/12), terekam sebanyak 11 kali gempa embusan dengan amplitudo 2–3 mm dan durasi gempa 30 hingga 44 detik.
“Selain itu, tercatat sekali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 2 mm berdurasi 27 detik. Hampir setiap hari, baik di Raung maupun Ijen terekam tektonik lokal,” jelasnya.
Tidak hanya itu, berdasar rekapitulasi laporan hingga Selasa (30/12) dini hari, tercatat pula enam kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5–24 mm dan durasi 54 hingga 89 detik.
“Selain itu, terekam pula sekali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5–1 mm dengan dominasi 0,5 mm,” tambahnya.
Di sisi lain, intensitas asap yang keluar dari puncak gunung justru mengalami penurunan.







