sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Rencana pembangunan real estate di kawasan hutan kaki Gunung Arjuno-Welirang memicu gejolak.
Warga di Kelurahan Prigen dan Pecalukan, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, ramai-ramai menolak.
Penolakan itu ditandai dengan deretan banner bernuansa putih yang terpampang di sejumlah titik strategis.
Tidak hanya di tepi jalan dan gang, spanduk penolakan juga dipasang di gapura masuk wilayah Pecalukan.
Baca Juga: Jembatan Darurat Sungailembu Rampung, Akses Warga Pesanggaran Kembali Terhubung
Isinya tegas: warga menolak rencana pembangunan real estate oleh salah satu pengembang yang dinilai mengancam kelestarian lingkungan.
“Banner ini sudah terpasang sejak tiga hari lalu. Warga Pecalukan resah. Ini sebagai penanda bahwa kami menolak pembangunan real estate di kawasan hutan kaki Gunung Arjuno-Welirang,” tegas Priya Kusuma (50), warga Pecalukan sekaligus Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Hutan (Gema Duta).
Menurutnya, rencana pembangunan tersebut bakal direalisasikan di Kelurahan Ledug dan Pecalukan.
Baca Juga: Romain Grosjean Kembali ke F1 Bersama Haas Setelah 5 Tahun Absen
Tanda-tandanya sudah muncul sejak adanya sosialisasi dan konsultasi publik di Kantor Kelurahan Ledug, pada 13 Agustus 2025 lalu.
“Bentuk keresahan warga, kami sepakat memasang banner penolakan. Pertimbangannya jelas: risiko longsor, erosi, berkurangnya mata air, habitat satwa liar, dan resapan air. Selain itu, potensi polusi udara, air, dan tanah juga besar,” jelasnya.
Priya menambahkan, lokasi yang disasar berada di ketinggian 800–1.000 mdpl. Menurutnya, jika lahan di kawasan hutan tersebut dibuka, dampaknya bagi lingkungan akan sangat serius.
Hal senada diungkapkan Hadi Sucipto, Wakil Ketua Gema Duta. Ia menilai proses perencanaan oleh pengembang terkesan tertutup.
Baca Juga: Sembilan Gelar Juara Dunia, Marc Marquez Bisa Samai Rekor Legenda MotoGP
Page 2

Wapres Gibran Kuliah di Mana?
Rabu, 24 September 2025 | 17:00 WIB
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Rencana pembangunan real estate di kawasan hutan kaki Gunung Arjuno-Welirang memicu gejolak.
Warga di Kelurahan Prigen dan Pecalukan, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, ramai-ramai menolak.
Penolakan itu ditandai dengan deretan banner bernuansa putih yang terpampang di sejumlah titik strategis.
Tidak hanya di tepi jalan dan gang, spanduk penolakan juga dipasang di gapura masuk wilayah Pecalukan.
Baca Juga: Jembatan Darurat Sungailembu Rampung, Akses Warga Pesanggaran Kembali Terhubung
Isinya tegas: warga menolak rencana pembangunan real estate oleh salah satu pengembang yang dinilai mengancam kelestarian lingkungan.
“Banner ini sudah terpasang sejak tiga hari lalu. Warga Pecalukan resah. Ini sebagai penanda bahwa kami menolak pembangunan real estate di kawasan hutan kaki Gunung Arjuno-Welirang,” tegas Priya Kusuma (50), warga Pecalukan sekaligus Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Hutan (Gema Duta).
Menurutnya, rencana pembangunan tersebut bakal direalisasikan di Kelurahan Ledug dan Pecalukan.
Baca Juga: Romain Grosjean Kembali ke F1 Bersama Haas Setelah 5 Tahun Absen
Tanda-tandanya sudah muncul sejak adanya sosialisasi dan konsultasi publik di Kantor Kelurahan Ledug, pada 13 Agustus 2025 lalu.
“Bentuk keresahan warga, kami sepakat memasang banner penolakan. Pertimbangannya jelas: risiko longsor, erosi, berkurangnya mata air, habitat satwa liar, dan resapan air. Selain itu, potensi polusi udara, air, dan tanah juga besar,” jelasnya.
Priya menambahkan, lokasi yang disasar berada di ketinggian 800–1.000 mdpl. Menurutnya, jika lahan di kawasan hutan tersebut dibuka, dampaknya bagi lingkungan akan sangat serius.
Hal senada diungkapkan Hadi Sucipto, Wakil Ketua Gema Duta. Ia menilai proses perencanaan oleh pengembang terkesan tertutup.
Baca Juga: Sembilan Gelar Juara Dunia, Marc Marquez Bisa Samai Rekor Legenda MotoGP