detik.com
Banyuwangi dikenal sebagai “The Sunrise of Java” karena letaknya yang berada di ujung timur Pulau Jawa, tempat matahari pertama kali terbit. Kabupaten ini menyimpan pesona alam yang luar biasa mulai dari gunung, pantai, savana, hingga kuliner khas yang menggoda.
Dalam beberapa tahun terakhir, Banyuwangi berkembang menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia, berkat keberhasilan pemerintah daerah dalam mengangkat potensi alam dan budayanya. Tak hanya kaya keindahan alam, Banyuwangi juga menawarkan pengalaman kuliner dan budaya yang autentik.
Liburan 3 Hari di Banyuwangi
Dalam waktu tiga hari perjalanan, wisatawan dapat menikmati kombinasi sempurna antara wisata alam, kuliner tradisional, dan suasana pedesaan yang masih asri. Inilah panduan ide jalan-jalan tiga hari di Banyuwangi untuk detikers yang ingin menikmati liburan seru dan berkesan tanpa terburu-buru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari pertama di Banyuwangi diisi dengan petualangan seru menyusuri keindahan alam yang memikat dan mencicipi ragam kuliner legendaris khas Bumi Blambangan. Pengalaman ini menjadi pembuka sempurna untuk menjelajahi pesona Banyuwangi lebih dalam.
1. Sarapan Lezat di Sego Cawuk Bu Sri
Liburan di Banyuwangi sebaiknya dimulai dengan menikmati kuliner legendaris, Sego Cawuk Bu Sri, yang berlokasi di Jalan Kyai Saleh No 14, Kepatihan, Banyuwangi. Warung ini sudah berdiri sejak tahun 1993, dan terkenal karena cita rasa otentiknya yang tetap terjaga meski kini diteruskan oleh menantunya, Yuni.
Sego cawuk sendiri merupakan nasi khas Banyuwangi yang dahulu dimakan langsung dengan tangan dari situlah asal kata “cawuk”. Dalam satu porsi sego cawuk, wisatawan akan menemukan terancam (kuah santan cair dengan timun, jagung bakar, dan kelapa parut), cocoh tahu, pepes ikan tuna, telur pindang, dan gecok teri.
Keunikan warung Bu Sri terletak pada sambal sereh belimbing wuluh yang dicampur sambal pecel dan semanggi, menghasilkan perpaduan rasa gurih, pedas, asam, dan manis yang harmonis. Tak heran jika warung ini selalu ramai pembeli sejak pukul 05.30 pagi.
Nasi Cawuk Banyuwangi Foto: Putu Intan/detikcom |
2. Petualangan Alam di Taman Nasional Baluran
Setelah sarapan, lanjutkan perjalanan menuju Taman Nasional Baluran di perbatasan Banyuwangi-Situbondo. Kawasan ini dikenal sebagai “Africa van Java”, karena memiliki padang savana luas yang menyerupai benua Afrika.
Saat kemarau, rumput keemasan berpadu latar Gunung Baluran, menciptakan panorama eksotis yang fotogenik. Sementara di musim hujan, savana berubah menjadi hamparan hijau menyejukkan mata. Baluran juga menjadi rumah satwa liar seperti banteng Jawa, kerbau, rusa, monyet ekor panjang, lutung, dan merak hijau.
Di Savana Bekol, pengunjung bisa menyaksikan hewan-hewan ini berkeliaran bebas di alamnya. Kawasan ini juga memiliki pantai alami seperti Pantai Bama, tempat ideal untuk snorkeling atau sekadar menikmati ketenangan laut biru.
TN Baluran di Situbondo Foto: Chuk Shatu Widharsa/detikJatim |
Hari Kedua: Jelajah Hutan Purwo dan Nikmati Kuliner Pedas Banyuwangi
Memasuki hari kedua, perjalanan berlanjut ke Taman Nasional Alas Purwo yang sarat misteri dan keindahan alam liar. Setelah puas menjelajahi rimba purba dan menyaksikan satwa di habitat aslinya, petualangan dilanjutkan dengan mencicipi kuliner pedas khas Banyuwangi yang siap menggoyang lidah.
1. Sarapan Pagi di Sego Tempong Mbok Wah
Hari kedua dimulai dengan kuliner khas lainnya, yaitu Sego Tempong Mbok Wah di Jl Gembrung No 220, Bakungan. Dalam bahasa Osing, “tempong” berarti “tampar”, karena sambalnya yang pedas seolah menampar lidah!
Sego tempong terdiri dari nasi hangat, sayuran rebus (bayam, kenikir, kol, terong), ikan asin, tahu, tempe, dan sambal tempong super pedas yang dibuat dari 20 kilogram cabai per hari.
Warung Mbok Wah sudah berdiri sejak tahun 2005, dan terkenal menjaga resep asli turun-temurun. Menu lauknya beragam, mulai dari ayam goreng, cumi tinta hitam, hingga ikan laut seperti tuna dan kembung. Rasanya pedas, segar, dan sangat khas Banyuwangi.
Sego Tempong Mbok Wah Foto: detikFood |
2. Eksplorasi di Taman Nasional Alas Purwo
Setelah sarapan, saatnya berpetualang ke Taman Nasional Alas Purwo, salah satu hutan tropis tertua di Pulau Jawa. Dengan luas lebih dari 44.000 hektare, kawasan ini menyimpan kekayaan flora dan fauna langka seperti banteng Jawa, macan tutul, rusa, dan burung endemik.
Taman ini memiliki berbagai ekosistem mulai dari hutan hujan tropis, hutan bakau, hingga savana. Jangan lewatkan kunjungan ke Pantai Plengkung (G-Land), yang terkenal sebagai spot selancar kelas dunia.
Ombaknya yang tinggi dan bergulung rapi sering dijadikan arena kompetisi surfing internasional. Selain itu, terdapat pantai cantik lainnya seperti Trianggulasi dan Pancur, yang cocok untuk bersantai sambil menikmati udara laut yang segar.
Taman Nasional Alas Purwo Foto: ANTARA FOTO/BUDI CANDRA SETYA |
3. Makan Malam di Pecel Rawon Bu Watik
Menjelang malam, saatnya mencicipi kuliner unik Banyuwangi yang menggabungkan dua cita rasa khas Jawa Timur, yaitu pecel dan rawon. Di Warung Pecel Rawon Bu Watik, yang berlokasi di Jalan Kapten Ilyas No 16, Singonegaran, wisatawan bisa menikmati perpaduan bumbu kacang khas pecel dan kuah hitam gurih dari rawon.
Warung ini buka dari sore hingga pukul 02.00 dini hari, dan selalu ramai pengunjung. Selain menu utama, tersedia juga paru gurih, jeroan, telur asin, serta wedang uwuh hangat sebagai pelengkap malam. Bagi pencinta kuliner malam, tempat ini wajib masuk daftar kunjungan.
Pecel rawon khas Banyuwangi. Foto: Istimewa |
Hari Ketiga: Nikmati Keindahan Green Island dan Kuliner Laut Banyuwangi
Di hari ketiga, perjalanan berlanjut menuju Green Island, destinasi eksotis dengan hamparan laut biru jernih dan panorama bawah air yang memesona. Usai menikmati keindahan pulau dan suasana pantai, wisata kuliner laut khas Banyuwangi menjadi penutup sempurna.
1. Menyeberang ke Green Island
Hari terakhir liburan diisi wisata alam yang menenangkan di Green Island, yang terletak di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Pulau kecil ini menampilkan pesona pantai berpasir putih, laut biru toska, dan hutan tropis hijau yang memanjakan mata.
Aktivitas yang bisa dilakukan di sini antara lain snorkeling, trekking ke bukit kecil, atau sekadar bersantai menikmati pemandangan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Dari puncak bukit, bisa melihat panorama laut yang menyerupai miniatur Raja Ampat versi Banyuwangi.
Meski fasilitasnya masih sederhana, Green Island justru memikat dengan keaslian alam dan suasana tenang yang jauh dari hiruk pikuk kota. Pengunjung bisa bersantai di tepi pantai, berenang di air yang jernih, atau sekadar menikmati semilir angin laut sambil memandangi keindahan alam Banyuwangi.
Green Island Banyuwangi Foto: (Pingkan Anggraini/detikcom) |
2. Makan Siang di Nasi Tempong Mbok Har
Setelah puas menjelajah alam, saatnya menikmati makan siang di Nasi Tempong Mbok Har, yang berlokasi di Jalan Raya Benculuk, Cluring. Sambal di tempat ini istimewa karena menggunakan tomat ranti, menghasilkan sambal berair dengan rasa pedas segar.
Warung ini juga dikenal dengan variasi lauknya yang sangat banyak, mencapai 32 jenis, mulai dari botok tawon, pepes tuna, pepes belut, bebek goreng, ayam bumbu rujak, hingga gurame goreng.
Ilustrasi Nasi Tempong Foto: Google Review |
3. Makan Malam di Ikan Bakar Rizki Barokah
Sebagai penutup liburan, nikmati suasana sore di Warung Ikan Bakar Rizki Barokah, yang terletak di Kampungmandar, sekitar 1 km dari Pantai Boom. Warung ini terkenal dengan ikan bakar segar yang bisa dipilih langsung pengunjung, dengan harga mulai Rp 12.000 per ons.
Pilihan bumbunya beragam, mulai dari kecap madu gurih-manis hingga bumbu merah pedas manis. Selain ikan, tersedia juga udang jumbo, cumi goreng tepung, dan tumis kangkung sebagai pelengkap.
Waktu terbaik datang ke sini adalah sore menjelang senja, agar kamu bisa menikmati makan malam sambil menyaksikan kapal bersandar dan matahari terbenam di cakrawala Pantai Boom.
Pantai Boom Banyuwangi Foto: Putu Intan/detikcom |
Perpaduan keindahan alam hingga keramahan penduduk lokal membuat Banyuwangi selalu meninggalkan kesan mendalam. Dari pesona pantai dan hutan hingga kuliner khas, semuanya menciptakan pengalaman wisata yang hangat dan berkesan, menjadikan Banyuwangi sebagai destinasi yang selalu ingin dikunjungi kembali.
(ihc/irb)














