Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Inflasi Banyuwangi Tembus 1,22 Persen

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

inflasiBANYUWANGI – Badan Pusat Statistik (BPS) Banyuwangi mencatat inflasi Banyuwangi sebesar 1,22 naik pada November 2014. Angka inflasi tersebut naik 0,71 persen jika dibandingkan inflasi Oktober 2014. Kepala BPS Banyuwangi Mohammad Amin melalui Kasi Statistik dan Distribusi, Mulyono menjelaskan, kenaikan harga BBM bersubsidi pertengahan November sebesar Rp 2.000 per liter memicu peningkatan angka inflasi.

“Kenaikan BBM paling dominan menyumbang inflasi November. Sebab, peran nilai konsumsi bensin bersubsidi di Banyuwangi paling besar di antara komoditas Iain Terang Mulyono kemarin (2/12). Secara otomatis, kondisi tersebut menambah biaya distribusi barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Akibatnya, ada kenaikan harga di tingkat konsumen. Setelah kenaikan harga BBM bersubsidi, komoditas yang paling mempengaruhi inflasi adalah cabai dan beras.

Cabai rawit menyumbang inflasi sebesar 03488 persen. Beras menyumbang angin inflasi sebesar 0,0853 persen. Cuaca yang fluktuatif menyebabkan produksi pertanian banyak mengaIami kerusakan akibatnya, komoditas menurut tidak bisa seimbang dengan kebutuhan, dan harga cenderung meningkat,” terang Mulyono. Diperkirakan, inflasi Desember 2014 nanti juga akan mengalami kenaikan.

Adanya kegiatan akbar yang menuntut masyarakat memenuhi kebutuhan lebih banyak dibanding hari-hari biasa menyebabkan permintaan konsumen meningkat. Akan ada perayaan Natal, Hari Raya Kuningan, dan Tahun Baru 2015. Pada momen itu, kebutuhan masy arakat meningkat. Kemungkinan yang akan mengalami kenaikkan signifikan pada saat itu adalah bahan makanan,” tambahnya.

Demi menekan laju inflasi Desember nanti, BPS menyarankan agar pemkab memantau pergerakan harga barang Namun, Mulyono optimistis, walaupun diprediksi pada Desember ini banyak komoditas naik, kenaikannya tidak akan menyebabkan inflasi lebih tinggi dari inflasi November. “Kalau di luar momen kenaikan BBM, inflasi insyaallah tidak akan mencapai di atas satu persen,” ujarnya.

Walaupun angka inflasi Banyuwangi naik signifikan, tapi besaran inflasi di Banyuwangi masih di bawah nilai inflasi Provinsi Jawa Timur yang menembus angka 1,38 persen. Banyuwangi juga menempati urutan terakhir di Jawa Timur dengan inflasi terendah. Inflasi paling tinggi di Jawa Timur terjadi di Jember, yakni sebesar 1,92 persen, disusul Kediri 1,66 persen, Malang 1,51 persen, Madiun 1,51 persen, Probolinggo 1,31 persen, Sumenep 1,28 persen. Dan sebelum Banyuwangi ada Surabaya, yakni sebesar 1,27 persen. (radar)