Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Jalan Rusak Parah, Warga Tegalsari Tutup Akses Truk Tambang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TEGALSARI, Jawa Pos Radar Genteng – Warga Dusun Krajan 1, Desa/Kecamatan Tegalsari memblokade jalan yang menuju ke Desa Tegalrejo, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jumat (17/3) sekitar pukul 08.00. Aksi itu bentuk protes karena jalan di kampungnya, rusak berat lantaran sering dilalui dump truck muatan material dari galian C di Dusun Bulurejo, Desa Tegalrejo.

Dalam aksinya itu, warga menutup badan jalan dengan memasang poster bertuliskan, jalan rusak ulah penambang. Setiap dump truk yang akan masuk, oleh warga diminta untuk kembali. “Yang dilarang lewat hanya dump truck, kalau kendaraan pribadi tetap boleh lewat,” terang salah satu warga, Nur Kholiq, 49.

Menurut Kholiq, warga terpaksa menutup jalan untuk dump truk itu karena geram dengan aktivitas tambang di Desa Tegalrejo. “Jalan kami terdampak, jalan diaspal pada 2017 bagus, sekarang rusak karena sering dilewati dump truck material,” katanya kepada Jawa Pos Radar Genteng.

Kholiq menyebut, setiap hari sekitar 40 dump truck melintas di jalan kampungnya. Kendaraan itu membawa material uruk dari tambang yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumahnya. “Sudah sebulan ini (dump truck), dulu ada tapi tidak banyak seperti sekarang,” ujarnya.

Pria yang berprofesi sebagai tukang las itu menuturkan, dump truck muatan material itu semula tidak semua melintas di kampungnya. “Kalau ke utara lewat (dusun) Bulurejo, nanti tembus ke (Desa) Karangdoro (Kecamatan Tegalsari). Kalau ke selatan lewat Dusun Padang Bulan (Desa Tegalrejo) dan tembus jalan ini (Desa Tegalsari),” ungkapnya.

Dump truck yang mengambil material di galian C di Dusun Bulurejo, Desa Tegalrejo itu, lanjut dia, ditolak oleh warga Desa Tegalrejo karena merusak jalan. Sehingga, para sopir melewati jalan Dusun Padang Bulan, Desa Tegalrejo dan tembus Desa Tegalsari.  “Lewat sini karena jalur utara ditolak warga,” ungkapnya.

Penambang, jelas dia, sempat menguruk jalan yang rusak dengan pasir. Tapi, upaya itu tidak bertahan lama dan jalan kembali rusak. “Hanya diberi pasir tanpa semen, jadi yang cepat rusak lagi,” cetusnya.

Apalagi jalan yang kini dilalui dump truck itu, jelas dia, melewati Jembatan Panduman yang berumur tua dan konon dibangun era kolonial Belanda. “Kalau dilewatikendaran dengan  muatan berat, jembatan itu bisa rusak, ini yang dikhawatirkan warga,” ungkapnya.

Aksi penutupan jalan yang dilakukan warga itu, bentuk kemarahan yang sudah memuncak. Selama ini, warga sudah sering melakukan pertemuan dan mediasi yang dilakukan Pemerintah Kecamatan Tegalsari. “Sudah berulang kali saya menghadap, tapi dump truck tetap lewat. Ini masyarakat capek, kami nekat blokade jalan sambil memperbaiki jalan yang berlubang,” tegasnya.

Camat Tegalsari, Muji Purwanto mengatakan sudah berulang kali melakukan mediasi dengan pihak penambang, armada dump truck, dan warga. “Sudah berkali-kali kita mediasi, tiga kali di Kantor Desa Tegalsari,” katanya.

Hanya saja, masih kata Muji, upaya itu menemui jalan buntu. Penambang sempat berhenti beroperasi, tapi kini buka lagi. “Setelah di demo warga Desa Tegalrejo s sempat tutup, tapi kini kembali buka dengan melewati jalan (Desa) Tegalsari,” katanya.

Muji mengaku sempat berkomunikasi dengan tim terpadu untuk menutup tambang itu. Apalagi, pengusaha galian C itu tidak memiliki izin yang sah. “Kami tidak punya wewenang menutup, hanya ingin menjaga kondusivitas saja. Yang punya wewenang tim terpadu,” pungkasnya.(sas/abi)

source