Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jelang Ramadhan, Jajan Curah Penuhi Pasar Genteng

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Karyawan toko membungkus jajan curah yang sudah dipesan pembeli di Pasar Induk Genteng, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng.

GENTENG – Jelang Ramadhan 1439 Hijriah, aneka jajan dan makanan ringan curah membanjiri pasaran. Snack curah itu, menjadi favorit masyarakat karena harganya lebih murah dan jenisnya juga bermacam-macam.

Toko di Pasar Induk Genteng, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng kebanjiran makanan ringan, salah satunya milik Bingbing, 30. Para pembeli juga banyak yang menyerbu toko itu. “Dalam sehari dapat kiriman snack sebanyak delapan ton,” cetus Bingbin.

Bingbin mengaku untuk makanan ringan ini memesan langsung dari pabriknya yang ada di Jawa Barat. Para pembeli yang datang ke tokonya itu, tidak hanya dari wilayah Banyuwangi saja. “Ada juga pesanan dari Bali dan Papua,” katanya.

Untuk harga snack curah, Bingbin menyebut bervariasi antara Rp 15 ribu per kilogram hingga Rp 60 ribu per kilogram. Makanannya ini, ditanggung tidak menggunakan pewarna.

“Untuk membedakan makanan dengan pewarna kimia atau alami, makanan yang menggunakan pewarna kimia warnanya itu cenderung mencolok, kontras dan rasanya pahit,” ujar Bingbing,

Para pedagang, terang dia, banyak yang tidak bisa membedakan mana makanan yang mengandung pewarna kimia atau alami. Aneka macam snack yang saat ini beredar, diakui banyak diminati pelanggan dibanding roti kalengan dengan merek tertentu.

“Makanan dengan pewarna alami seperti kuning telur dan kunyit, warnanya itu tidak begitu menarik tapi lebih sehat,” paparnya.

Salah satu pedagang makanan ringan, Arif Supriyono, 48, asal Dusun Curahjati, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo mengaku, setiap minggu sekali memesan jajan curah di toko milik Bingbing. Selain harganya bisa ditawar, banyak juga varian jajan yang dapat dipilih sesuai pesanan.

“Saya biasanya pesan jajan sebanyak tiga ton. Bukan saya konsumsi sendiri, tapi saya jual lagi dan dikirim ke Sulawesi,” tandasnya.