Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

KAI Commuter Bantah Isu Pemecatan Pegawai, DPR Minta Perlindungan Hak Pekerja

kai-commuter-bantah-isu-pemecatan-pegawai,-dpr-minta-perlindungan-hak-pekerja
KAI Commuter Bantah Isu Pemecatan Pegawai, DPR Minta Perlindungan Hak Pekerja

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Anggota Komisi VI DPR RI, Muhammad Sarmuji, meminta PT KAI Commuter Indonesia (KCI) untuk bersikap lebih teliti dalam menyikapi berbagai isu yang viral di media sosial.

Menurutnya, setiap informasi yang beredar luas tidak boleh langsung dijadikan dasar pengambilan keputusan, terutama ketika menyangkut nasib dan hak pekerja.

Permintaan ini disampaikan setelah muncul kabar viral mengenai dugaan pemecatan seorang pegawai KCI akibat hilangnya sebuah tumbler milik penumpang yang tertinggal di kereta.

Sarmuji menegaskan bahwa manajemen perlu mengedepankan verifikasi dan klarifikasi sebelum mengambil langkah tegas.

“Verifikasi dan klarifikasi harus menjadi langkah pertama, bukan justru reaksi spontan karena tekanan opini publik,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta.

Baca Juga: Siapa Anita Dewi? Penumpang KRL yang Viral Karena Tumbler Hilang, Menuai Hujatan dan Klarifikasi KAI

KCI Bantah Isu Pemecatan Pegawai

Sarmuji menyambut baik bantahan resmi yang disampaikan KCI.

Melalui keterangan tertulis, perusahaan menegaskan bahwa tidak ada pegawai yang dipecat terkait hilangnya botol minum tersebut.

KCI menyebutkan bahwa keputusan pemutusan hubungan kerja tidak dapat dilakukan sembarangan karena harus mengikuti aturan kepegawaian dan ketenagakerjaan yang berlaku.

Menurut Sarmuji, klarifikasi tersebut penting untuk meredam persepsi negatif yang sempat berkembang di masyarakat.

Ia menilai keterbukaan informasi menjadi kunci agar rumor tidak berkembang menjadi isu yang merugikan pekerja maupun institusi.

Baca Juga: KRL Makin Diminati, Integrasi Antarmoda Dongkrak Mobilitas di Stasiun Duren Kalibata

Tekanan Media Sosial dan Pentingnya Perlindungan Pekerja

Legislator asal Jawa Timur itu menyoroti bahwa isu kecil yang viral sering kali menimbulkan tekanan tidak proporsional bagi petugas di lapangan.

Petugas front liner disebut bekerja di bawah tekanan tinggi setiap hari sehingga mereka perlu mendapat perlindungan dari potensi miskomunikasi maupun rumor yang belum terverifikasi.


Page 2


Page 3

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Anggota Komisi VI DPR RI, Muhammad Sarmuji, meminta PT KAI Commuter Indonesia (KCI) untuk bersikap lebih teliti dalam menyikapi berbagai isu yang viral di media sosial.

Menurutnya, setiap informasi yang beredar luas tidak boleh langsung dijadikan dasar pengambilan keputusan, terutama ketika menyangkut nasib dan hak pekerja.

Permintaan ini disampaikan setelah muncul kabar viral mengenai dugaan pemecatan seorang pegawai KCI akibat hilangnya sebuah tumbler milik penumpang yang tertinggal di kereta.

Sarmuji menegaskan bahwa manajemen perlu mengedepankan verifikasi dan klarifikasi sebelum mengambil langkah tegas.

“Verifikasi dan klarifikasi harus menjadi langkah pertama, bukan justru reaksi spontan karena tekanan opini publik,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta.

Baca Juga: Siapa Anita Dewi? Penumpang KRL yang Viral Karena Tumbler Hilang, Menuai Hujatan dan Klarifikasi KAI

KCI Bantah Isu Pemecatan Pegawai

Sarmuji menyambut baik bantahan resmi yang disampaikan KCI.

Melalui keterangan tertulis, perusahaan menegaskan bahwa tidak ada pegawai yang dipecat terkait hilangnya botol minum tersebut.

KCI menyebutkan bahwa keputusan pemutusan hubungan kerja tidak dapat dilakukan sembarangan karena harus mengikuti aturan kepegawaian dan ketenagakerjaan yang berlaku.

Menurut Sarmuji, klarifikasi tersebut penting untuk meredam persepsi negatif yang sempat berkembang di masyarakat.

Ia menilai keterbukaan informasi menjadi kunci agar rumor tidak berkembang menjadi isu yang merugikan pekerja maupun institusi.

Baca Juga: KRL Makin Diminati, Integrasi Antarmoda Dongkrak Mobilitas di Stasiun Duren Kalibata

Tekanan Media Sosial dan Pentingnya Perlindungan Pekerja

Legislator asal Jawa Timur itu menyoroti bahwa isu kecil yang viral sering kali menimbulkan tekanan tidak proporsional bagi petugas di lapangan.

Petugas front liner disebut bekerja di bawah tekanan tinggi setiap hari sehingga mereka perlu mendapat perlindungan dari potensi miskomunikasi maupun rumor yang belum terverifikasi.