Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kerap Cium Aspal hingga Kuku Terlepas

Minat Zul terhadap olahraga ekstrem itu sudah ada sejak dia masih duduk di bangku SMP Luar Biasa. Komunitas ini memang sering menggelar latihan di kawasan GOR Ta- wang Alun yang tidak jauh dari sekolahnya. Sepulang sekolah, aksi skater Banyuwangi itulah yang dia li- hat. Nah, aksi mereka membu- at remaja penggila komputer itu berdecak kagum. Namun keinginannya terjun ke olahraga tersebut sedikit terhalang. Konsentrasi ke pe- lajaran membuatnya hanya menjadi penonton aksi papan luncur. Saat dirinya berada di bangku SMA, Zul juga belum merasakan pacuan adrenalin di atas papan luncur. Namun, dua bulan terakhir hasrat bermain papan lun- cur itu kesampaian. Bersama komunitas Banyuwangi Ska- te Boarder, Zul melatih diri menggunakan papan beroda. “Kalau latihannya baru dua bulan terakhir ini,” katanya. Demi memenuhi hobinya, dia pun merogoh kocek sendiri untuk membeli papan luncur. Bemodal papan milik sendiri, Zul mulai berlatih mengenda- rai papan skate. Ternyata tidak mudah memulai olahraga ini. Kesan itulah yang kali perta- ma didapat Zul saat mencoba papan ceper beroda empat tersebut. Belum tersedianya lokasi bermain yang represen- tatif, membuatnya harus rela mematangkan diri berlatih di jalan raya. Dampaknya juga je- las bisa cedera. Lengah sedikit saja, bahaya tertabrak kenda- raan yang melintas menjadi sinyal merah. Bukan itu saja. Saat berlatih, dia sering dihadapkan pada kenyataan pahit. Setidaknya, dia dipaksa beberapa kali mencium kerasnya permuka- an aspal jalan untuk bisa men- jinakkan papan skate board. Beruntung, tidak ada cedera serius yang menghambat ak- tualisasi hobi tersebut. Cedera terparah justru diala- minya dengan terlepasnya jari tangan saat jatuh dari papan seluncur. Kejadian itu sempat membuatnya off dari papan seluncur. Namun sembuh dari luka di tangan sembuh, Zul pun kembali berseluncur di atas papan. Dua bulan berlatih, Zul men- galami perkembangan pesat. Beberapa manuver gerakan berseluncur pun mampu di- kuasainya. Peningkatan ke- mampuannya ini membuatnya diakui sebagai peseluncur potensial Banyuwangi. “Un- tuk ukuran orang seperti Zul, perkembangannya cukup me- nonjol,” Hendra Ade Purnama, Ketua Banyuwangi Skate Boar- der. (c1/bay)
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
ACTION: Zulkarnain beraksi di Jl. A. Yani Banyuwangi Minggu pagi lalu (6/5).

Keterbatasan fisik bukan menjadi halangan bagi Mohamad Zulkarnain untuk mengekspresikan diri. Sebagai manusia dengan kebutuhan khusus, dia mampu menyalurkan hobinya olahraga ekstrem, yakni olahraga papan luncur alias skate board.
-NIKLAAS ANDRIES, Banyuwangi-

CAR FREE DAY menjadi momen indah bagi komunitas penggila papan luncur di Banyuwangi. Tergabung dalam Banyuwangi Skate Boarder, mereka menghabiskan waktu bersama untuk mengasah kemampuan meluncur di atas papan beroda. Seru dan menegangkan, dengan beberapa trik yang diperagakan baik di atas jalan aspal maupun saat melewati rintangan.

Hal itulah yang tampak dalam Car Free Day Ahad kemarin (6/5). Belasan komunitas papan luncur kembali menggelar aksi. Terik matahari yang menyengat kulit bukan halangan bagi mereka untuk beraksi di atas aspal Jalan A. Yani, Banyuwangi. Mereka dengan serius melakukan beberapa manuver bersama papan luncur masing-masing.

Tidak ketinggalan, sosok pemuda bernama Mohamad Zulkarnaen. Alumnus Madrasah Aliah Negeri (MAN) Banyuwangi yang akrab disapa Zul itu turut bermain papan luncur. Luar biasa dan tentu saja keberaniannya layak diapresiasi. Sebagai pemuda berkebutuhan khusus, aksi Zul bisa dikatakan luar biasa.

Keterbatasan anggota tubuh ti dak menyurutkan minat dan ke inginannya bergabung bersama komunitas penggila papan luncur. Minat Zul terhadap olahraga ekstrem itu sudah ada sejak dia masih duduk di bangku SMP Luar Biasa. Komunitas ini memang sering menggelar latihan di kawasan GOR Tawang Alun yang tidak jauh dari sekolahnya.

Sepulang sekolah, aksi skater Banyuwangi itulah yang dia lihat. Nah, aksi mereka membuat remaja penggila komputer itu berdecak kagum. Namun keinginannya terjun ke olahraga tersebut sedikit terhalang. Konsentrasi ke pelajaran membuatnya hanya menjadi penonton aksi papan luncur. Saat dirinya berada di bangku SMA, Zul juga belum merasakan pacuan adrenalin di atas papan luncur.

Namun, dua bulan terakhir hasrat bermain papan luncur itu kesampaian. Bersama komunitas Banyuwangi Skate Boarder, Zul melatih diri menggunakan papan beroda.  “Kalau latihannya baru dua bulan terakhir ini,” katanya. Demi memenuhi hobinya, dia pun merogoh kocek sendiri untuk membeli papan luncur.

Bemodal papan milik sendiri, Zul mulai berlatih mengendarai papan skate. Ternyata tidak mudah memulai olahraga ini.  Kesan itulah yang kali pertama didapat Zul saat mencoba papan ceper beroda empat tersebut. Belum tersedianya lokasi bermain yang representatif, membuatnya harus rela mematangkan diri berlatih di jalan raya.

Dampaknya juga jelas bisa cedera. Lengah sedikit saja, bahaya tertabrak kendaraan yang melintas menjadi sinyal merah. Bukan itu saja. Saat berlatih, dia sering dihadapkan pada kenyataan pahit. Setidaknya, dia dipaksa beberapa kali mencium kerasnya permukaan aspal jalan untuk bisa menjinakkan papan skate board.

Beruntung, tidak ada cedera serius yang menghambat aktualisasi hobi tersebut.
Cedera terparah justru dialaminya dengan terlepasnya jari tangan saat jatuh dari papan seluncur. Kejadian itu sempat membuatnya  off dari papan seluncur. Namun sembuh dari luka di tangan sembuh,  Zul pun kembali berseluncur di atas papan.

Dua bulan berlatih, Zul mengalami perkembangan pesat. Beberapa manuver gerakan berseluncur pun mampu dikuasainya. Peningkatan kemampuannya ini membuatnya diakui sebagai peseluncur potensial Banyuwangi. “Untuk ukuran orang seperti Zul, perkembangannya cukup menonjol,” Hendra Ade Purnama, Ketua Banyuwangi Skate Boarder. (radar)

Kata kunci yang digunakan :