Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kerja Sama Norwegia-PMI Berakhir Juli

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

kerjaBANYUWANGI – Norwegian Red Cross (NRC, Palang Merah Norwegia) menggelar lokakarya, evaluasi, dan rencana berkelanjutan atas program Pengurangan Risiko Bencana Terpadu Berbasis Masyarakat (Pertama). Program tersebut merupakan kerja sama NRC dan PMI dalam mempersiapkan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana agar siap menghadapi bencana. Manajer Proyek NRC–Indonesia, Budi Kurniawan mengatakan, evaluasi tersebut bertujuan melihat apakah program tersebut bisa dilanjutkan ataukah tidak.

“Program Pertama ini telah berjalan sejak tahun 2011. Jika dinilai bagus, maka bisa dilanjutkan,” ujar Budi. Misi NRC di Indonesia akan berakhir Juli mendatang. Ada bantuan pendanaan dan akan berakhir Maret ini. Budi mengatakan, tidak mungkin mengejar bantuan itu karena waktunya sangat terbatas. Karena itu, Budi berharap muncul inisiatif dari masyarakat untuk swadaya “Atau bisa pula tetap melanjutkan kegiatan tersebut melalui dana yang diajukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kepada provinsi atau pusat,” kata Budi.

Wakil Bupati Banyuwangi Yu suf Widyatmoko yang membuka acara Senin lalu (25/3) itu me nginginkan agar program ter sebut tetap berjalan. Program itu sangat berarti bagi ma syarakat Banyuwangi. Sebab, Banyuwangi me rupakan etalase bencana nasional. Bencana apa pun bisa ter jadi di Banyuwangi, seperti gunung meletus, angin puting be liung, tanah longsor, dan gelombang tsunami. Untuk itu, Yusuf minta PMI Banyuwangi tetap ber koordinasi dengan BPBD agar ang garannya bisa di-cover mes ki tidak lagi mendapat ban tuan dari Norwegia.

Kerja sama yang dilakukan NRC dan PMI itu diwujudkan dalam bentuk pelatihan vo lunteers dan BPBD berupa sa tuan siaga penanggulangan bencana (Satgana), Training of Fa cilitator (ToF), dan Training of Trainer (ToT). Selain itu, kerja sama NRC dan PMI juga dilakukan dalam ben tuk simulasi menghadapi bencana dan mengadakan program Sekolah Siaga Bencana (SSB). Ada pula program pengu atan organisasi untuk PMI dalam bentuk bantuan alat komunikasi dan biaya operasional selama satu tahun. Acara di aula PMI Banyuwangi itu berlangsung dua hari. Pesertanya meliputi camat, kepala desa, dan para sukarelawan. Selain itu, hadir pula narasumber dari PMI Provinsi Jawa Timur. (radar)