Radarbanyuwangi – Ayumi Putri Sasaki pernah mengharumkan nama Banyuwangi. Pada tahun 2022 lalu, gadis berusia 19 tahun itu masuk anggota paskibraka nasional. Ayumi dipercaya membawa bendera di Istana Negara.
Kini alumnus SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara (Smadatara) Genteng itu tengah berjuang meraih cita-citanya masuk Akademi Kepolisian (Akpol).
Nama Ayumi Putri Sasaki nyaris tak pernah absen dari pemberitaan pada tahun 2022 sampai 2023. Paskibraka berdarah Jepang-Indonesia yang tinggal di Jalan Rinjani Nomor 29, Kelurahan Singotrunan itu selalu menyita perhatian publik.
Dua kali berturut-turut Ayumi terlibat dalam upacara bendera HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara. Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri, terutama bagi masyarakat Bumi Blambangan. Kini, setelah lulus dari Smadatara pada awal tahun 2023, tak banyak yang tahu kesibukan Ayumi.
Agusnita Fitriyani, ibu Ayumi menceritakan, putrinya sempat mengikuti tes masuk Akpol pada bulan April 2024 lalu. Sebelumnya, Ayumi juga beberapa kali mempersiapkan fisik dan mentalnya dengan berlatih dan mengikuti bimbingan belajar (bimbel) sebagai bekal mengikuti tes Akpol.
Anita—panggilan akrabnya— melihat kemampuan akademik Ayumi kerap terkendala dengan banyaknya waktu yang tersita saat menjadi paskibraka, baik di tahun 2022 maupun 2023.
Baca Juga: TWA IjenTutup Sebulan, Banyuwangi Cuma Jadi Lewatan Wisatawan Mancanegara, Pilih Bali sebagai Destinasi Wisata
INSPIRATIF: Ayumi menerima penghargaan dari Jawa Pos Radar Banyuwangi untuk kategori Generasi Muda Berprestasi yang Mengharumkan Nama Daerah 2022. (Ramada Kusuma)
Baca Juga: SMAN 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi: Sistem Digitalisasi Untuk Pemilihan Pengurus OSIS
Anita menceritakan, dari tahapan tes yang diikuti, nilai Ayumi cukup bagus. Dia pun lolos hingga ke fase selanjutnya.
Sayangnya, di tahap pe-ranking-an, sulung dari dua bersaudara itu kurang beruntung. Ayumi harus puas berada di peringkat 15. ”Tahapan tes Akpol sudah sampai tahap 6, tapi gugur di pe-ranking-an,” kenang Anita dengan nada sedih.
Padahal, hanya ada 9 taruni yang diterima pada rekrutmen Akpol tahun itu. Kondisi ini sempat membuat semangat dara bertinggi badan 169 centimeter itu kendor.
Apalagi, selama ini banyak pihak yang seolah menjanjikan jalan Ayumi akan mudah masuk Akpol dengan modal prestasi sebagai anggota paskibraka nasional.
”Ayumi sempat dipanggil Kapolresta dan Karo SDM Polda Jatim. Katanya mau diberi HAR (penghargaan). Mungkin itu yang awalnya membuat tenang,” kisah Anita.
Ayumi pun sempat berniat mendaftar sebagai taruni Akademi Militer (Akmil). Sayangnya, tahun ini tidak ada penerimaan taruni di Akmil. Setelah gagal masuk Akpol, Ayumi masih bersemangat untuk menjaga kondisi fisiknya dengan berolahraga dan berlatih fisik.
Page 2
Anita memaklumi putrinya masih enggan balik ke Banyuwangi. Dia memilih tetap tinggal di Surabaya agar lebih fokus mempersiapkan diri menggapai cita-citanya masuk Akpol lagi.
”Banyak yang bertanya Ayumi ke mana sekarang? Anaknya minta tetap tinggal di Surabaya, ya sudah saya biarkan di sana,” imbuhnya.
Selain berlatih fisik, Ayumi ternyata tak bisa lepas dari paskibraka. Diam-diam, gadis berkulit kuning langsat itu dipercaya sebagai pelatih paskibraka Jawa Timur. Sejak Sabtu (10/8), Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meminta Ayumi datang ke Surabaya.
Ayumi pun memenuhi panggilan tersebut sekaligus menerima tawaran BPIP untuk melatih Paskibraka Jatim. ”Kalau anaknya masih semangat. Insya Allah tahun depan akan dicoba lagi mendaftar di Akpol atau bintara kepolisian,” kata Anita.
Sekadar diketahui, Ayumi tidak menyangka jika akan terpilih menjadi anggota paskibraka nasional yang bertugas di Istana Negara Jakarta. Pasalnya, gadis berparas cantik itu hanya menargetkan sampai level provinsi saja.
Namun, berkat kemampuan serta doa orang tua, nyatanya mampu membawa Ayumi hingga ke tingkat tertinggi nasional. Bahkan, Ayumi berkesempatan menjadi pembawa baki yang merupakan impian setiap anggota paskibraka perempuan.
Berkat prestasinya itu, Ayumi mendapatkan penghargaan dari Jawa Pos Radar Banyuwangi untuk kategori Generasi Muda Berprestasi yang Mengharumkan Nama Daerah 2022.
Ayumi mengaku selama ini sering terinspirasi dari instansi kepolisian. Karena itu, dia bertekad untuk bisa menjadi bagian dari kepolisian. ”Saya ingin bertugas di kepolisian dengan baik,” ujarnya kala itu. (aif/c1)
Page 3
Radarbanyuwangi – Ayumi Putri Sasaki pernah mengharumkan nama Banyuwangi. Pada tahun 2022 lalu, gadis berusia 19 tahun itu masuk anggota paskibraka nasional. Ayumi dipercaya membawa bendera di Istana Negara.
Kini alumnus SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara (Smadatara) Genteng itu tengah berjuang meraih cita-citanya masuk Akademi Kepolisian (Akpol).
Nama Ayumi Putri Sasaki nyaris tak pernah absen dari pemberitaan pada tahun 2022 sampai 2023. Paskibraka berdarah Jepang-Indonesia yang tinggal di Jalan Rinjani Nomor 29, Kelurahan Singotrunan itu selalu menyita perhatian publik.
Dua kali berturut-turut Ayumi terlibat dalam upacara bendera HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara. Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri, terutama bagi masyarakat Bumi Blambangan. Kini, setelah lulus dari Smadatara pada awal tahun 2023, tak banyak yang tahu kesibukan Ayumi.
Agusnita Fitriyani, ibu Ayumi menceritakan, putrinya sempat mengikuti tes masuk Akpol pada bulan April 2024 lalu. Sebelumnya, Ayumi juga beberapa kali mempersiapkan fisik dan mentalnya dengan berlatih dan mengikuti bimbingan belajar (bimbel) sebagai bekal mengikuti tes Akpol.
Anita—panggilan akrabnya— melihat kemampuan akademik Ayumi kerap terkendala dengan banyaknya waktu yang tersita saat menjadi paskibraka, baik di tahun 2022 maupun 2023.
Baca Juga: TWA IjenTutup Sebulan, Banyuwangi Cuma Jadi Lewatan Wisatawan Mancanegara, Pilih Bali sebagai Destinasi Wisata
INSPIRATIF: Ayumi menerima penghargaan dari Jawa Pos Radar Banyuwangi untuk kategori Generasi Muda Berprestasi yang Mengharumkan Nama Daerah 2022. (Ramada Kusuma)
Baca Juga: SMAN 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi: Sistem Digitalisasi Untuk Pemilihan Pengurus OSIS
Anita menceritakan, dari tahapan tes yang diikuti, nilai Ayumi cukup bagus. Dia pun lolos hingga ke fase selanjutnya.
Sayangnya, di tahap pe-ranking-an, sulung dari dua bersaudara itu kurang beruntung. Ayumi harus puas berada di peringkat 15. ”Tahapan tes Akpol sudah sampai tahap 6, tapi gugur di pe-ranking-an,” kenang Anita dengan nada sedih.
Padahal, hanya ada 9 taruni yang diterima pada rekrutmen Akpol tahun itu. Kondisi ini sempat membuat semangat dara bertinggi badan 169 centimeter itu kendor.
Apalagi, selama ini banyak pihak yang seolah menjanjikan jalan Ayumi akan mudah masuk Akpol dengan modal prestasi sebagai anggota paskibraka nasional.
”Ayumi sempat dipanggil Kapolresta dan Karo SDM Polda Jatim. Katanya mau diberi HAR (penghargaan). Mungkin itu yang awalnya membuat tenang,” kisah Anita.
Ayumi pun sempat berniat mendaftar sebagai taruni Akademi Militer (Akmil). Sayangnya, tahun ini tidak ada penerimaan taruni di Akmil. Setelah gagal masuk Akpol, Ayumi masih bersemangat untuk menjaga kondisi fisiknya dengan berolahraga dan berlatih fisik.