Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ketua KPTDP Luhut Binsar Pandjaitan Berencana Bangun Laboratorium Kopi di Banyuwangi

ketua-kptdp-luhut-binsar-pandjaitan-berencana-bangun-laboratorium-kopi-di-banyuwangi
Ketua KPTDP Luhut Binsar Pandjaitan Berencana Bangun Laboratorium Kopi di Banyuwangi

ngopibareng.id

Banyuwangi Sabtu, 04 Oktober 2025 21:01 WIB

Kabupaten Banyuwangi dinilai telah memiliki ekosistem kopi yang baik. Oleh karenanya, pemerintah pusat berencana melakukan riset dan membangun laboratorium kopi di wilayah paling ujung timur Pulau Jawa ini.

Gagagasan ini disampaikan Ketua Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah (KPTDP) Luhut Binsar Pandjaitan saat berkunjung ke Kampung Kopi Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Kamis, 2 Oktober 2025 lalu. 

Kunjungan ke Kampung Kopi Gombengsari ini dilakukan bersama Menteri Sosial Saifullah Yusuf bersama sejumlah pejabat kementerian dan pimpinan Lembaga Negara dengan agenda utama meninjau pelaksanaan pendataan digitalisasi bantuan sosial (bansos) nasional di Banyuwangi.

Kampung Kopi Gombengsari dikenal sebagai penghasil robusta dan kopi lanang berkualitas dan bahkan telah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG). Didampingi Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, merekamenikmati kopi sambil berdialog dengan petani kopi setempat.

“Ekosistemnya sudah terbentuk, ini yang penting. Kita akan coba riset dan membangun laboratorium pengembangan kopi di Banyuwangi,” kata Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga

Pada kesempatan itu, Luhut Binsar Pandjaitan, Saifullah Yusud dan pejabat yang lain juga melihat proses pengolahan kopi. Mulai menyangrai biji, menumbuk, hingga mengayak. Dalam kegiatan itu, turut dipamerkan beberapa produksi kopi UMKM Banyuwangi yang telah menggunakan modern.

Gus Ipul, panggilan Menteri Sosial, menyatakan, masyarakat setempat sudah mampu mengelola produksi kopi secara mandiri. Produk kopi yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang bersaing.

“Dari perkebunan, pengolahan, hingga pengemasan dilakukan sendiri. Branding-nya sudah bagus dan layak bersaing,” ungkapnya.

Produksi kopi rakyat di wilayah ini bisa mencapai 1–2 ton per hektare. Dengan adanya Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), harga kopi rakyat kini naik signifikan dari Rp18 ribu menjadi Rp70–80 ribu per kilogram.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menambahkan, Gombengsari memiliki sekitar 600 hektare kebun kopi rakyat. Kebun kopi tersebut terintegrasi dengan peternakan. Sehingga ekosistem pertanian lebih berkelanjutan. 

“Dari hulu ke hilir sudah tertata. Kotoran ternak diolah menjadi pupuk organik untuk menyuburkan kopi,” ujarnya.

Like