Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Klenteng Ho Tong Bio Ludes

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

klentengBANYUWANGI – Kebakaran hebat meludeskan Klenteng Hoo Tong Bio di Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, pagi kemarin (13/6). Hanya dalam tempo dua jam lebih, bangunan utama salah satu warisan budaya tua di Bumi Blambangan itu nyaris rata tanah. Klenteng yang didirikan pada tahun 1784 itu mengalami kerusakan nyaris 90 persen. Kerusakan bangunan terparah terjadi di ruang sem bahyang di bagian tengah klenteng.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, beberapa saksi mata nya ris tidak ada yang tahu asal api. Abbas, salah satu satpam yang bertugas di klenteng pagi itu mengatakan, dirinya datang pagi dan beberapa warga sudah berteriak kebakaran. Abbas mengakui, awalnya dirinya hanya melihat asap kecil. Kemudian, dia mengamati tempat sembahyang. Ada banyak api yang membakar lilin di tempat tersebut. Tak lama kemudian, api mengenai lampu minyak, selanjutnya tumpah dan mengenai hampir seisi ruangan. 

“Kobaran api dari dalam sangat besar karena beberapa bagian di dalam klenteng terdiri atas kertas dan spons. Peralatan yang ada tidak cukup untuk memadamkan api,” jelas Abbas. Sementara itu, petugas jaga malam klenteng, Saiful mengatakan, tidak ada yang salah saat dia bertugas. Bahkan, saat dia bertukar shift, keadaan masih aman. Menurutnya, lilin-lilin di tempat sembahyang selalu dimatikan saat acara selesai.Menurut Saiful, malam itu memang ada prosesi sembahyang Thae Siang Lao Tjin yang dimulai pukul 19.00 hingga 22.00.

Dia juga sangat yakin, malam itu kondisi lilin sudah mati semua. Saiful juga mengatakan, penjaga hanya bertugas di luar klenteng. Karena itu petugas jaga tidak bisa terus-terusan mengontrol situasi di dalam. Di dalam klenteng, menurut Saiful, ada seorang pelayan yang biasa bertugas. Sementara itu, pelayan klenteng yang bernama Mei Giok atau biasa disapa Cik Mei terlihat masih lemas kemarin. Dia belum bisa menjelaskan detail penyebab kejadian itu. 

“Awalnya asap kecil, lalu semua habis terbakar,” ujarnya dengan nada pelan.  Secara terpisah, ketua pengurus Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio, Bambang Witarsa, belum bisa membeberkan berapa kerugian akibat kebakaran tersebut. Setelah kejadian, dia langsung mengadakan rapat internal terkait peristiwa tersebut. Salah seorang warga Tionghoa Banyuwangi, Indrana Tjahja, mengaku sangat menyesalkan kejadian itu. “Bagi kami, bukan masalah nominal yang kami sesali.

Tetapi, sejarah dan beberapa peninggalan leluhur yang tidak terselamatkan. Dari ratusan patung yang ada, hanya empat patung leluhur yang bisa diselamatkan,’’ jlentrehnya. Selain kismin (istilah patung yang disembahyangi) Tri Dharma yang terdiri atas patung Buddha, Kong Hu Cu, dan Tao, sebuah patung kayu kecil Dewa Kongco Tan Hu Cin Jin berhasil diselamatkan. Kismin Dewa Kongco Tan Hu Cin Jin, kata Indra, merupakan salah satu patung yang berusia sangat tua. 

Selain itu, ada juga sebuah prasasti kayu bersejarah peninggalan Qian Long Jian Cheng yang tidak berhasil diselamatkan. Kebakaran yang baru benarbenar reda pukul 08.00 pagi itu juga menyebabkan warga sedih. Affandi, salah satu umat TITD, sangat menyesalkan kejadian itu. Klenteng Ho Tong Bio salah satu bangunan yang paling tuadi pusat kota Banyuwangi, tapi sekarang sudah terbakar. (radar)