Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kolaborasi, Dinkes dan TP PKK Ajak Remaja Jadi Edukator Sebaya Kesehatan

kolaborasi,-dinkes-dan-tp-pkk-ajak-remaja-jadi-edukator-sebaya-kesehatan
Kolaborasi, Dinkes dan TP PKK Ajak Remaja Jadi Edukator Sebaya Kesehatan

BANYUWANGI, Jawa Pos Radar Banyuwangi – Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) yang berkolaborasi dengan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Banyuwangi menggelar kegiatan edukasi kesehatan bagi remaja Rabu (27/8). Ratusan remaja asal berbagai wilayah di Banyuwangi mengikuti kegiatan yang dipusatkan di pendapa Sabha Swagata Blambangan tersebut.

Edukasi kesehatan bagi remaja kali ini merupakan hasil kolaborasi Dinkes dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Banyuwangi yang diketuai Anna Mujiono. Sejumlah narasumber dihadirkan, di antaranya dari puskesmas serta psikolog dari Rumah Sakit Jiwa Menur.

Plt Kepala Dinkes Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, kegiatan ini penting dilakukan mengingat persoalan kesehatan remaja semakin kompleks. Salah satunya permasalahan gizi dan anemia. “Data kami menunjukkan, 28 persen remaja di Banyuwangi mengalami anemia. Jika kadar hemoglobin rendah, maka distribusi oksigen dan nutrisi ke seluruh organ, terutama otak, akan berkurang. Akibatnya, remaja sering mengalami lemah, letih, lesu, hingga prestasi menurun,” ujarnya.

Selain anemia, lanjut Amir, pola makan yang tidak seimbang juga menjadi penyebab utama problem kesehatan remaja. Saat ini banyak remaja lebih gemar mengonsumsi makanan instan seperti seblak atau cireng yang kandungan gizinya minim. Padahal, kebutuhan nutrisi harus dipenuhi dengan protein, sayuran, dan buah.

Amir juga menyoroti meningkatnya kasus hipertensi pada usia muda akibat kurangnya aktivitas fisik serta kebiasaan merokok yang kian mengkhawatirkan. “Hasil survei menunjukkan, angka remaja yang merokok mencapai 14,8 persen. Mirisnya, kebiasaan ini sudah muncul sejak usia SD dan SMP. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari coba-coba, ikut-ikutan teman, hingga meniru orang-orang yang mereka hormati, termasuk guru atau tokoh masyarakat,” ungkapnya.

Masalah lain yang menjadi perhatian adalah kesehatan mental. Menurut Amir, kasus perundungan (bullying) kini semakin marak, baik secara verbal maupun fisik yang berdampak serius terhadap kondisi psikologis remaja. Untuk itu, pihaknya menghadirkan psikolog dari RSJ Menur guna memberikan sosialisasi cara mengatasi masalah mental serta membangun daya resiliensi (kemampuan individu atau keompok untuk beradaptasi, bangkit, dan kembali pulih dari kesulitan, tekanan, atau perubahan yang dignifikan dalam kehidupan, Red).

ADV-Dinkes-PKK-tayang-3616963140.jpeg

PEDULI KESEHATAN: Jajaran TP PKK Banyuwangi, Dinkes, dan para pelajar usai senam bersama dalam rangkaian kegiatan edukasi kesehatan bagi remaja di pendapa Sabha Swagata Blambangan. (RAMADA KUSUMA/RABA)

Amir berharap, melalui kegiatan ini para remaja yang hadir bisa menjadi peer educator atau edukator sebaya. Mereka diharapkan mampu menularkan informasi kesehatan yang didapat kepada teman-temannya di lingkungan masing-masing. “Tenaga kesehatan kami terbatas. Karena itu, kami mendorong adik-adik yang hadir di sini (pendapa Sabha Swagata Blambangan) menjadi agen perubahan, menyebarkan pengetahuan tentang kesehatan fisik, reproduksi, hingga kesehatan mental ke seluruh remaja Banyuwangi,” harapnya.

Dengan pendekatan peer-to-peer tersebut, Dinkes optimistis pesan tentang pentingnya gaya hidup sehat akan lebih mudah diterima di kalangan remaja.

Ketua TP PKK Banyuwangi Anna Mujiono mengatakan, TP PKK memiliki peran penting dalam memperkuat keluarga sebagai garda terdepan dalam pembentukan karakter remaja. “Melalui kegiatan ini kami berkomitmen untuk terus menjadi penggerak dan pendamping, khususnya dalam edukasi dan advokasi kesehatan remaja berbasis keluarga dan komunitas,” ujarnya.

Anna juga mengajak semua pihak untuk terus memperkuat sinergi. “Mari kita jaga anak-anak remaja kita, kita dampingi mereka dengan kasih sayang dan edukasi yang benar, agar kelak mereka tumbuh menjadi generasi emas yang sehat, kuat, dan membanggakan Banyuwangi,” tuturnya.

Salah satu peserta, Hafiz, siswa asal Desa Sumbergondo, Kecamatan Glenmore, mengaku bersyukur bisa mengikuti kegiatan tersebut. Ia menilai materi yang disampaikan sangat bermanfaat untuk dirinya maupun teman sebayanya. “Saya datang ke sini karena banyak motivasi, juga banyak saran dari bapak-ibu yang peduli banget sama anak-anak remaja. Menurut saya ini cukup penting, karena dari remaja banyak banget perubahan untuk jenjang selanjutnya menuju dewasa, dan itu lumayan susah. Jadi saya bersyukur banget bisa datang ke sini,” ujarnya.

Hafiz juga menyampaikan kesiapannya untuk ikut menyebarkan informasi kesehatan yang ia dapat kepada teman-temannya. “Materi tentang kesehatan remaja dan mental health itu penting banget. Kalau saya ditanya mau atau tidak menyebarluaskan ke teman-teman, tentu saya mau. Supaya informasi ini tidak berhenti di saya, tapi bisa bermanfaat lebih luas,” tambahnya. (cw5/sgt)

Sumber: Jawa Pos Radar Banyuwangi