Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Konvoi Kuda Pacuan dan Penarik Dokar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: Radar Banyuwangi – Jawa Pos

BANYUWANGI – Halaman rumah Rugito (72) sesepuh kusir dokar asal Kelurahan Boyolangu kemarin (19/7/2020) terlihat ramai. Puluhan kuda dengan berbagai jenis dan ukuran berkumpul untuk melakukan pawai bersama setelah sekian lama hanya berdiam di kandang.

Dilansir dari Radar Banyuwangi – Jawa Pos, tak hanya kuda penarik dokar, kuda-kuda pacuan yang selama ini turun di arena balapan ikut berkumpul di lorong jalan kampung Kelurahan Boyolangu.

“Semua teman-teman berkumpul hari ini, dari Blokagung, Tegaldlimo dan lainya semua datang. Ada kepengurusan Pordasi yang baru dibentuk. Jadi semua pemilik kuda dirangkul,” ujar Rugito.

Pukul 14.30 puluhan kuda berjalan melewati perempatan Penataban, kemudian berkumpul di lapangan Kelurahan Bakungan sebelum kembali lagi ke Boyolangu. Pemandangan langka ini menjadi tontonan warga. Jarang sekali ada kuda pacuan berjalan beriringan dengan kuda-kuda penarik dokar.

Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Kabupaten Banyuwangi, Selamet Riyadi mengatakan, dirinya baru saja dilantik pada Sabtu (18/7) oleh Pengprov Pordasi Jatim.

Usai dilantik, pria yang akrab disapa Baba itu diamanati oleh Pengprov untuk merangkul semua persatuan berkuda di Banyuwangi. Baik itu kuda kencak, kuda pacuan, kuda dokar, maupun kuda panahan.

Sehari setelah dilantik, pria yang tinggal di Desa Glagah itu langsung mengumpulkan komunitas atau persatuan kuda. Baba berjanji akan menggelar lomba pacuan kuda dalam tempo satu dua bulan ke depan.

“Selama ini cukup banyak persatuan kuda di Banyuwangi. Sebelumnya, Pordasi hanya dikenal fokus ke kuda tunggang. Tapi sekarang saya gabungkan semua. Supaya maju semua, disiplin semua,” tegas Baba.

Selain menyiapkan atraksi untuk kuda kencak dan even untuk dokar, Baha juga sudah menyiapkan pengembangan untuk olahraga berkuda. Kuda pacuan maupun berkuda memanah saat ini juga tengah dikembangkan di beberapa daerah.

“Di Banyuwangi untuk potensi kuda ada 100 lebih. Kuda pacu harga minimal di angka Rp 25 sampai Rp 35 juta. Saya juga berencana menghadap bupati untuk menunjukkan keseriusan,” teganya.

Sekretaris Pordasi Provinsi Jatim Zahlul Yusdar mengatakan antusiasme dan kebangkitan pengurus Pordasi Banyuwangi patut dicontoh kabupaten lain. Dalam masa transisi wabah Covid-19 mereka tetap aktif untuk bisa terus mengembangkan olahraga berkuda.

Saat ini, dari 38 kabupaten di Jatim, sudah ada 17 pengurus cabang Pordasi yang terbentuk. Yang terbaru adalah Kabupaten Pacitan, Kota Batu, dan Banyuwangi.

“Dalam eksebisi Porprov Jatim mendatang kami akan menggelar lomba untuk kategori nomor lomba pacu, equestrian, dan lomba memanah berkuda,” katanya.