Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

KOPAT Banyuwangi, Gelar Ritual Selamatan Tolak Balak “Gerhana Bulan”

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Foto : Sanusi Marhaedi pelaku pelestari adat suku osing banyuwangi.

BANYUWANGI, Jurnal News – Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (KOPAT) Banyuwangi, menggelar ritual adat tradisi Gerhono Ulan atau terjadinya fenomena alam Gerhana Bulan, ritual diselenggarakan di Rumah Angkringan “Kembang Galêngan” Desa Tamansuruh Kecamatan Glagah. Banyuwangi. Jawa Timur. Selasa (08/11/2022).

Sanusi Marhaedi, selaku sesepuh adat suku Osing yang memimpin jalannya ritual itu menyebut ritual tersebut sangat perlu diselenggarakan sebagai bentuk melestarikan  adat tradisi yang bertujuan untuk menolak balak dengan isarah terjadinya Gerahono Ulan yang terjadi di bulan bakdo mulud menurut kalender Jawa.

”tradisi ini perlu digelar kita meyakini ini untuk tulak balak,” jelasnya.

Menurutnya, Gerahono Ulan suatu tanda bakal terjadinya banyak penyakit dan Wong Agung podo Setosalan atau Berendusan (para penguasa banyak yang bercerai berai).

Untuk menghindari itu semua, warga adat suku Osing melakukan ritual Selamatan. Meminta kepada Tuhan agar terhindar dari balak dunia.

“Kita lakukan selamatan “Sego Rancaban” yaitu nasi kerawuan yang terdiri dari berbagai macam rebusan dedaunan dicampur jadi satu diberi parutan kelapa muda, filosofinya adalah agar para penguasa yang bercerai berai karena perbedaan bisa bersatu kembali guna membangun Banyuwangi,” Kata Sanusi.

Wowok Meirianto, Ketua umum Kopat Banyuwangi menjelaskan gerhana bulan total adalah fenomena astronomis saat seluruh permukaan bulan memasuki bayangan inti (umbra) bumi. Hal ini disebabkan konfigurasi bulan, bumi dan matahari membentuk garis lurus,” terangnya.

Selain itu, Bulan berada di dekat titik simpul orbit Bulan, yakni perpotongan antara ekliptika (bidang edar Bumi mengelilingi Matahari) dengan orbit Bulan.” Jelasnya.

Gerhana bulan total terjadi ketika fase bulan purnama, tetapi tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami gerhana bulan. Tanda tanda Gerhana bulan adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana.

Saat gerhana, tidak ada cahaya Matahari yang dapat dipantulkan oleh Bulan sebagaimana ketika fase bulan purnama. Gerhana dapat berwarna menjadi lebih kecokelatan bahkan hitam pekat jika partikel seperti debu vulkanik ikut menghamburkan cahaya.

Foto : Suku osing berkumpul gelar ritual selamatan dan membunyikan alat musik angklung dan lesung padi ketika fenomena alam gerhana bulan terjadi dipelataran kampung adat osing dibanyuwangi. (Doc,Aguk).
Foto : Suku osing berkumpul gelar ritual selamatan dan membunyikan alat musik angklung dan lesung padi.

Acara ritual dilanjutkan dengan mendengarkan musik gedongan (musik asli suku osing), diiringi lantunan lagu gending bahas osing, bahasa asli banyuwangi. Lagu yang dinyanyikan diantaranya Gerahono, Tanah Kelahiran dan lain lain yang terkait dengan Gerhana.

Reporter : Agus Wahyudi Irianto

source