Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kopral Subagyo Pecahkan Rekor MURI Push Up 21 Jam 40 Menit

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Kopral-Subagyo-berlatih-push-up-satu-jari-di-rumahnya-di-Jalan-Letkol-Istiqlah-Nomor-100-kemarin

Sehari Habiskan 20 Butir Telur Ayam Kampung

PADA tahun 2006 pria kelahiran 14 Desember 1963 itu mendapat julukan Kopral Langka dari Solo. Julukan tersebut tertulis sebagai judul di majalah TNI Angkatan Darat (TNI-AD). Berita itu muncul setelah dia mendapatkan Rekor Museum Republik Indonesia (MURI) kategori push up terlama.

Ya, dia melakukan aksi push up selama 21 jam 40 menit dengan jumlah 9.260 kali push up. Aksi tersebut dia lakukan di depan Balai Kota Sola di hadapan Joko Widodo  yang saat itu masih menjabat  sebagai wali Kota Solo untuk  memperingati Hari Jua Kartika  atau hari kelahiran TNI AD. Seketika namanya menjadi terkenal. Tetapi, dia enggan menerima tawaran kenaikan pangkat.

“Kurang lebih empat jenderal pernah menawari saya naik pangkat, salah satunya Denpuspomad Mayjen TNI Hendarji. Eman rasanya mau naik pangkat. Saya sudah dikenal dengan pangkat kopral,” kenangnya. Tahun-tahun berikutnya pria yang bernama lengkap Partika Subagyo Lelono itu termotivasi melakukan aksi yang lebih menantang.

Pada tahun 2010 di Lapangan Ambarawa dia dipukuli tentara satu kompi atau sekitar 100 orang selama lima belas menit. Aksi untuk memeriahkan  Hari Jua Kartika tersebut membuat  dirinya mendapat medali Prajurit Terkuat TNI AD.

Pada tahun 2013 dia membeberkan pernah mengitari Keraton Solo selama 24 jam nonstop dengan cara lari. Dia mengitari keraton sebanyak 78 kali.  Baginya momen tersebut sangat sakral. Kuncen (juri kunci) keraton  sempat menyatakan heran kepada Subagyo. Sebab, salah satu bagian dari ritual Keraton Solo tersebut biasanya maksimal hanya  dilakukan tujuh putaran oleh satu  orang.

Dia mengenang masa-masa  itu karena tidak makan sama sekali  selama 24 jam. Aksi mengitari bangunan juga pernah dia lakukan pada tahun  yang sama. Dia mengitari Monumen  Nasional (Monas) sebanyak  110 kali putaran selama 25 jam.

Yang paling berkesan baginya saat itu ialah dia mengitari Monas membawa batu berat yang telah ditandatangani Gubernur Jakarta yang saat itu dijabat Joko Widodo. “Kalau ini dalam rangka memperingati  hari ulang tahun Polisi  Militer (PM),” ceritanya saat ditemui di rumahnya di Jalan Letkol Istiqlah Nomor 100,  Kelurahan Penataban, Kecamatan  Giri, kemarin (19/2).

Semua aksi tersebut bermula ketika dia melihat pertikaian antar anggota di sebuah kafe. Dia merasa prihatin ketika pihak yang kalah adalah salah satu anggota yang baru berusia remaja. “Badannya kurus. Saya tahu dia suka merokok dan senang teler. Dia opname beberapa bulan karena terkena sangkur. Dari situlah saya berinisiatif giat berolahraga,”  kenangnya.

Kemudian, dia aktif berolahraga.  Kebetulan peralatan olahraga  di kantor lengkap. Dengan latihan keras dan menjaga pola makan yang ketat, dia berhasil membentuk tubuh yang ideal. Uniknya,  dia mengonsumsi telur ayam kampung dalam jumlah yang mengejutkan.

Mulanya dia  mengonsumsi tiga telur per hari. Seiring berjalannya waktu, dia  membiasakan menelan 20 butir  telur per hari. Menurutnya, dengan memiliki tubuh yang kuat dan sehat adalah cara preventif menghindari pertikaian.

“Dengan memiliki badan yang kuat, kita tidak perlu mengalahkan musuh dengan cara adu jotos. Inilah yang harus dimiliki tiap prajurit,” ucapnya. Selama bertahun-tahun aksinya tidak melulu yang berhubungan dengan militer. Suami Windari  Muwarni itu pernah mengajak kawan-kawan binaraga mengenakan  daster dan kain jarit untuk mengadakan aksi tolak poligami.

Dia kerap dipercaya Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menjadi aktor dalam aksi sosialisasi memerangi narkoba. “Bohong kalau narkoba mengatasi masalah. Kalau tidak mau  kena masalah ya jangan cari masalah. Pokoknya jangan coba-coba narkoba,” tegasnya.

Tiga puluh tahun di kota orang membuatnya rindu Banyuwangi. Pria yang masih mahir berbicara bahasa Oseng itu kini tengah mempersiapkan aksi perdana di tanah kelahiran. Kebetulan  saat ini dia dalam masa persiapan  pensiun (MPP).

Dia akan mempersembahkan aksi terbaik untuk masyarakat Banyuwangi. Sayang, dia belum bersedia mengutarakan konsep aksinya.(radar)

Kata kunci yang digunakan :