ngopibareng.id
BPJS Kesehatan Cabang Banyuwangi memastikan kualitas Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di wilayah Banyuwangi dan Situbondo dijaga melalui dua mekanisme pembayaran yang efisien. Yakni kapitasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan INA-CBGs (Indonesia Case Based Groups) untuk Rumah Sakit (RS). Kepastian finansial ini menjadi kunci bagi seluruh faskes mitra untuk fokus pada peningkatan mutu pelayanan.
Kepala BPJS Kesehatan, Titus Sri Hardianto, mengatakan sistem pembayaran faskes ini dirancang untuk memastikan pendanaan yang adil dan memadai. FKTP, misalnya, dibayar dengan sistem kapitasi, yaitu pembayaran dilakukan secara tetap setiap bulan berdasarkan jumlah peserta terdaftar, bukan berdasarkan jumlah kunjungan pasien. Hal ini sekaligus menepis anggapan lama bahwa dokter di FKTP hanya dibayar dengan nominal sangat kecil per kunjungan.
Sementara itu, Rumah Sakit dibayar menggunakan INA-CBGs, yaitu sistem paket berdasarkan pengelompokan diagnosis dan prosedur medis, yang tarifnya tidak sepenuhnya ditentukan sepihak oleh BPJS Kesehatan.
“Dalam kedua skema pembayaran ini, mekanismenya begini, BPJS Kesehatan membayar faskes, dan kewenangan pembayaran kepada dokter menjadi tanggung jawab faskes,” jelasnya, Sabtu,11 Oktober 2025.
Mengingat mayoritas pasien faskes adalah peserta JKN, sistem ini telah menjadikan Program JKN sebagai penjamin utama stabilitas finansial fasilitas kesehatan. Hal ini terbukti dengan terus bertambahnya jumlah faskes yang menjalin kemitraan dengan BPJS Kesehatan dan berkembangnya investasi pada infrastruktur serta mutu pelayanan di daerah.
Kepastian pembayaran ini tercermin dalam kualitas pelayanan yang diberikan. Sebagai bentuk apresiasi, BPJS Kesehatan Cabang Banyuwangi memberikan penghargaan kepada tujuh Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang dinilai memiliki komitmen terbaik dalam melayani peserta JKN tahun 2025.
Penghargaan ini diberikan pada Kamis, 9 Oktober 2025 dengan tema “Seva Paramahita”, yang dimaknai sebagai semangat pelayanan yang penuh integritas, empati, dan profesionalitas.
Tujuh faskes penerima penghargaan tersebut adalah Puskesmas Jangkar (Situbondo), Klinik Syifatama, RSU Abdhi Famili (Banyuwangi), RS Graha Medika (Banyuwangi), RSIA Karinda Husada, dr. Suswati Haniyah, dan drg. Wiwin Indrayanti. Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Abdhi Famili yang merupakan salah satu Fasilitas Kesehatan Berkomitmen Terbaik, dr. Rizki Amrizal, mengatakan, peran faskes dalam melakukan edukasi sangat dibutuhkan Peserta JKN sebagai salah satu bentuk komitmen dalam peningkatan kualitas layanan.
“Dulunya kami RS Ibu dan Anak, saat itu sudah banyak peserta yang tanya-tanya mengenai penggunaan BPJS Kesehatan, lalu tahun 2022 kami mulai bermitra dengan BPJS Kesehatan. Awalnya dominasi pasien umum, sekarang sudah lebih dari 50% pasien kami dari peserta JKN. Kami peserta JKN semakin percaya pada layanan kami,” terangnya.
Baca Juga
Ia menjamin, perlakuan terhadap pasien JKN dan Non-JKN di rumah sakitnya semuanya sama dan setara. Banyak program dari BPJS Kesehatan yang memudahkan dan bermanfaat, salah satunya antrean online lewat Mobile JKN. “Sering juga kami sampaikan mengenai prosedurnya, misalnya berobat di RS dan FKTP kan beda, misal gawat darurat bisa di IGD, selain itu harus melalui FKTP terlebih dahulu. Dengan demikian, pemakaian dan pemberian obat tidak dibeda-bedakan, jadi, jangan ragu memanfaatkan layanan JKN,” tegas dr. Rizki.
Penghargaan ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi RSU Abdhi Famili dan mitra faskes lainnya untuk terus meningkatkan layanan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pembiayaan JKN yang sehat dan transparan adalah kunci utama yang memungkinkan faskes menumbuhkan semangat pelayanan “Seva Paramahita.”
“Program JKN adalah milik kita bersama. Kami percaya, dengan sinergi yang kuat dan komitmen bersama yang dimulai dari sistem pembiayaan yang andal, Program JKN akan terus menjadi harapan seluruh masyarakat dalam menjamin layanan kesehatan,” tutup dr. Rizki.