Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Lestarikan Seni dan Budaya, Disbudpar Banyuwangi Gelar Workshop Seni Pembuatan Mayangsari

lestarikan-seni-dan-budaya,-disbudpar-banyuwangi-gelar-workshop-seni-pembuatan-mayangsari
Lestarikan Seni dan Budaya, Disbudpar Banyuwangi Gelar Workshop Seni Pembuatan Mayangsari
Banyuwangi Selasa, 17 Juni 2025 14:15 WIB

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi menggelar workshop pembuatan dekorasi Mayang Sari. Mayang Sari adalah elemen dekorasi pengantin tradisional yang kaya akan makna. Workshop ini digelar dalam upaya melestarikan seni dan budaya tradisional.

Pelatihan ini digelar melalui live streaming di media sosial TikTok dan Instagram @banyuwangi_tourism pada Senin, 16 Juni 2025. Selama kurang lebih 1,5 jam paa peserta dilatih seni merangkai janur khas Jawa.

Mayang Sari ini, biasanya digunakan dalam acara pernikahan masyarakat Jawa. Rangkaian janur ini ditempatkan di sisi kanan dan kiri kursi pelaminan. Dengan tinggi sekitar 180 cm, bentuknya dapat disesuaikan dengan selera, dan biasanya hadir berpasangan.

Saat ini penggunaan Mayang Sari kini semakin jarang ditemukan. Berbeda dengan Kembar Mayang dan Penjor yang masih sering digunakan pada acara hajatan di Banyuwangi khususnya.

Workshop ini diharapkan menjadi langkah nyata untuk menghidupkan kembali warisan budaya yang hampir terlupakan, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk melestarikannya.

Pengerajin Mayang Sari, Elis Nurwahyuni, menyampaikan, tren penggunaan Mayang Sari terus menurun.

“Mayang Sari sudah jarang digunakan kecuali ada pengantin yang menggunakan dekorasi gebyok Jawa. Sementara itu, Kembar Mayang dan Penjor masih banyak diminati,” kata perempuan yang akrab disapa Bunda Elis.

Baca Juga

Bunda Elis telah menggeluti seni merangkai janur kurang lebih sudah 45 tahun. Dalam workshop ini, ia membagikan pengalamannya, termasuk teknik pembuatan yang efisien.

“Proses pembuatan Mayang Sari biasanya memakan waktu sekitar 1 jam. Untuk Kembar Mayang hanya 15 menit, sedangkan Penjor bisa selesai 4 buah dalam 1 jam,” tambahnya.

Analisis Kebijakan Ahli Muda Bidang Ekonomi Kreatif Disbudpar Banyuwangi, Dwi Susanti, mengapresiasi dedikasi Bunda Elis terhadap pentingnya pelestarian seni ini.

“Alhamdulillah, hingga saat ini masih ada yang melestarikan pembuatan Mayang Sari,” jelas Santi.

Santi berharap, kegiatan ini dapat membangkitkan kembali minat masyarakat terhadap tradisi yang sarat makna ini. Melalui workshop live streaming, kami ingin membuka akses kepada masyarakat luas untuk belajar seni ini.

“Dengan media sosial, kami ingin menjangkau generasi muda dan memperkenalkan keindahan seni tradisional ini kepada khalayak lebih luas,” pungkasnya.

Like