Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Lintas Elemen Bahas HIV/AIDS

RAPATKAN BARISAN: Okto (dua dari kiri) dan Hoiron (kanan) berdiskusi dengan para relawan peduli HIV/AIDS Banyuwangi kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
RAPATKAN BARISAN: Okto (dua dari kiri) dan Hoiron (kanan) berdiskusi dengan para relawan peduli HIV/AIDS Banyuwangi kemarin.

BANYUWANGI – Dari waktu ke waktu, penyebaran penyakit HIV/AIDS di Bumi Blambangan semakin memprihatinkan. Sampai akhir Oktober 2012, jumlah warga yang terjangkit HIV sudah mencapai 1.292 jiwa. Ironisnya, tidak ada satu kecamatan pun di Banyuwangi yang nihil penderita virus yang menyerang kekebalan tubuh tersebut.

Menyadari fenomena itu, lintas elemen di Banyuwangi mulai merapatkan barisan untuk bersama- sama menanggulangi penyebaran penyakit mematikan tersebut. Salah satunya diwujudkan melalui workshop Exit Strategy bertajuk “Optimalisasi Peran Jejaring dalam rangka Penanggulangan HIV dan AIDS yang Berkesinambungan” di rumah makan Cengkir Gading, jalan Brawijaya, Banyuwangi, kemarin (8/12).

Workshop yang digagas oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jatim dan Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS) tersebut diikuti oleh lintas elemen masyarakat. Di antaranya, Banyuwangi Community Support (BCS), Kelompok Pemuda Peduli Masyarakat (KP2M), Forum Mahasiswa untuk Demokrasi dan Advokasi (Fomuda), Jaringan Aksi Perubahan Indonesia (JAPI), Ikatan Pemuda Perawat Banyuwangi (IP2B), serta Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS (KMPA) yang berasal dari Untag Banyuwangi, Uniba, STIB, UBI, dan Staida.

Direktur PKBI Jawa Timur, Okto Reno mengatakan, kondisi terkini jumlah penderita HIV di Bumi Blambangan terbanyak berasal dari kalangan ibu rumah tangga. “Karena itu, upaya penanggulangan HIV/ AIDS perlu dukungan dari semua pihak, termasuk PKK, darma wanita, tokoh agama, dan lain sebagainya. Niat kita bersama adalah menyelamatkan ibu dan anak dari bahaya HIV/AIDS,” ujarnya.

Menurut Okto, melalui workshop kemarin, penguatan jejaring baik dari unsur mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat (LSM), maupun kelompok kerja yang aktif di lokalisasi, diharapkan bisa tercapai. Selanjutnya, jejaring tersebut perlu menyinergikan langkah dan berbagi peran dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) “Kita harus mendorong sumber daya lokal, baik dana mau pun manusianya untuk se makin peduli terhadap penanggulangan dan bahaya HIV/AIDS,” paparnya.

Sementara itu, Pengelola Program KKBS, M Hoiron mengatakan, workshop exit strategy tersebut bertujuan mengoptimalkan kegiatan penanggulangan HIV/AIDS di Banyuwangi. “Penguatan jejaring dari civil society yang nantinya mem-back up kegiatan- kegiatan KPA dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS perlu segera dilakukan,” kata dia. Menurut Hoiron, workshop tersebut akan segera di tindaklanjuti dengan penyusunan stra tegi baru untuk lebih masif me ngedukasi masyarakat dalam pencegahan dan penularan HIV. (radar)