BANYUWANGI – Belasan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) menggelar unjuk rasa kemarin (2/12). Aksi tersebut mereka lakukan untuk menentang pelaksanaan Konferensi Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) di Bali. Konferensi tingkat menteri ke-9 itu rencananya digeber mulai hari ini (3/12) hingga Jumat mendatang (6/12). Dalam aksinya, para mahasiswa tersebut melakukan long march dari sekitar Kampus Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi menuju Simpang Lima, Banyuwangi.
Selama perjalanan, mereka melakukan orasi seraya membentangkan spanduk bertulisan “Tolak WTO yang Menyengsarakan Rakyat”. Sesampai di Simpang Lima, Banyuwangi, para demonstran menggelar mimbar bebas menentang pelaksanaan konferensi WTO. Pasalnya, penerapan perdagangan bebas justru akan memunculkan “penjajahan jilid baru” bagi Indonesia, khususnya di bidang ekonomi. Koordinator aksi, Wahyu Prasetyawan mengatakan, melalui WTO, maka segala sistem kebebasan di bidang perdagangan akan diterapkan.
Padahal, jika mengacu dasar negara, yakni Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, khususnya di Pasal 33 ayat (3), disebutkan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. “Di mana kita letakkan dasar negara kita. Kedaulatan politik, ekonomi, dan budaya kita tengah diuji. Kembalikan pada Pasal 33 UUD 1945,” serunya.(radar)