BANYUWANGI, Jurnalnews – Kisah ini berawal di Banyuwangi, di mana PT Bumi Suksesindo (BSI) di Pesanggaran mengadakan program pelatihan on job training Female Green Operator untuk angkatan kedua tahun ini.
Program ini bertujuan untuk melatih perempuan dalam mengoperasikan alat berat. Setelah menyelesaikan pelatihan, peserta akan dipekerjakan sebagai operator Articulated Dump Truck (ADT) secara tetap.
PT BSI secara khusus membuka kesempatan bagi warga lingkar tambang atau Ring 1 di Kecamatan Pesanggaran untuk mendaftar sebagai peserta.
Mining Superintendent I Gde Widhi Arya Utama mengungkapkan, “Para peserta adalah perempuan-perempuan dari lingkar tambang yang akan kita latih mulai dari dasar sampai mampu mengoperasikan ADT.” Jelasnya.
Sebelum membuka pendaftaran, Widhi meragukan kemungkinan menemukan perempuan yang bersedia menjadi operator alat berat dan bekerja di lingkungan yang mayoritas dihuni oleh laki-laki. Namun, ternyata minat warga sangat tinggi, terbukti dengan lebih dari 600 orang mendaftar untuk mengikuti seleksi.
“Setelah melalui proses seleksi, kami memilih sembilan perempuan yang akan mengikuti program ini sampai selesai, dengan durasi kurang lebih enam bulan,” kata Widhi.
Hal ini menunjukkan antusiasme dan dedikasi peserta yang terpilih untuk mengikuti program ini.
Pelatihan untuk angkatan kedua ini memiliki sedikit perbedaan. Sebelum mempelajari materi utama, para peserta diwajibkan mengikuti pelatihan bina mental dan fisik (bintalsik) di Pusat Latihan Tempur Marinir (Puslatpurmar) 7 Lampon.
Setelah menyelesaikan pelatihan bintalsik, mereka kemudian dapat mengikuti materi pengenalan dan pengoperasian alat berat ADT dengan menggunakan simulator.
Setelah dianggap mampu mengenali alat dengan baik, peserta akan langsung mengoperasikan ADT CAT 745 yang memiliki kapasitas angkut sebesar 41 ton.
Tantangan mengoperasikan truk berukuran raksasa ini tidaklah mudah. Meskipun demikian, PT BSI berhasil melatih perempuan-perempuan lingkar tambang yang awalnya tidak memiliki pengalaman dalam mengoperasikan alat berat hingga menjadi operator yang handal.
Jumlah peserta Female Green Operator tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan angkatan pertama yang hanya terdiri dari tiga orang.
Setelah peserta tahun ini lulus, PT BSI akan memiliki 12 operator perempuan yang berasal dari daerah lingkar tambang. Peningkatan ini sejalan dengan komitmen PT BSI untuk memberikan peluang kerja kepada perempuan dalam lingkar tambang.
Widhi menyatakan bahwa operator perempuan dari angkatan pertama terbukti sangat kompeten. Mereka mampu dengan cepat beradaptasi dan berkinerja setara dengan rekannya yang mayoritas adalah laki-laki.
“Tidak ada perbedaan antara operator laki-laki dan perempuan, yang terpenting, mereka teliti, rajin, dan memiliki sikap yang baik.” Ujarnya.
Program Green Operator ini merupakan salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan dalam pengembangan sumber daya manusia untuk masyarakat lingkar tambang.
Selain itu, PT BSI juga memiliki program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang bertujuan untuk meningkatkan delapan pilar kehidupan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, pendapatan, kemandirian ekonomi, sosial dan budaya, lingkungan, kelembagaan komunitas, dan infrastruktur.
Salah satu peserta Female Green Operator, Vanessa Fazura, sangat optimistis dan yakin bahwa ia dapat melewati semua tahapan pelatihan.
Sebagai seorang perempuan berusia 23 tahun yang berasal dari Dusun Ringinsari, Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Vanessa telah mempersiapkan dirinya secara mental dan fisik sejak awal mendaftar.
Sebelumnya, Vanessa bekerja sebagai penulis dan penyunting artikel situs web secara lepas. Ia tidak memiliki latar belakang dalam bidang otomotif atau pengalaman dalam mengoperasikan alat berat.
Vanessa telah melamar pekerjaan di berbagai tempat dengan harapan bisa menjadi pegawai tetap. Dia mengirimkan lamaran untuk berbagai posisi di PT BSI hingga akhirnya diterima melalui program Female Green Operator ini.
“Sedikit perempuan yang dapat menjadi operator alat berat di dunia pertambangan, apalagi bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman seperti saya,” ujar Vanessa.
Selama masa pelatihan, ia tinggal bersama peserta lain di penginapan yang disediakan oleh perusahaan dan memulai aktivitas sejak pukul empat pagi.
Vanessa merasa sangat bangga dan bersyukur bisa menjadi peserta program Female Green Operator PT Bumi Suksesindo angkatan kedua. (Tim//JN).