Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Menunggu Hasil Joint Operasional

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

KERJA sama usaha (joint operasional) yang dilakukan Perusda Banongan dengan Pabrik Gula (PG) Olean memantik harapan baru dalam swasembada gula di Kabupaten Situbondo.

Terutama bagi “kelangsungan hidup” kedua perusahaan tersebut. Pasalnya, Perusda Banongan dan PG Olean sama-sama dibelit masalah; Perusda Banongan sedang kesulitan finansial, dan PG Olehan kekurangan tebu sebagai bahan baku gula.

Selama ini, Perusda Banongan yang fokus pada penyediaan bahan baku gula alias tebu mengaku sulit menanam dan merawat tebu secara maksimal. Itu akibat dana yang dimiliki BUMD itu minim.

Sehingga, sekitar 262 hektare lahan milik Perusda Banongan tidak tergarap secara maksimal. Hal itu dapat dimaklumi. Penyebabnya, biaya bongkar ratun sangat besar.

Dengan kondisi finansial yang sangat terbatas, sulit bagi Perusda Banongan melakukan bongkar ratun atas seluruh lahan yang dimiliki.

Dengan modal Rp 1,1 miliar yang didapat Perusda Banongan dari kerja sama dengan PG Olean, diharapkan mampu menghidupkan lahan yang selama ini belum digarap secara maksimal itu.

Total lahan yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga seluas 171 hektare.Yang pasti, banyak efek positif dari kerja sama yang dilakukan perusahaan di bawah naungan BUMD dan BUMN itu.

Sebab, jika kerja sama itu berhasil, maka bahan baku gula di Situbondo akan melimpah. Ujung-ujungnya, bahan baku pembuatan gula di PG Olean pun terpenuhi.

Dengan demikian, selain swasembada gula terpenuhi, masyarakat yang bekerja di PG Banongan juga tidak akan menganggur.

Para petani tebu, baik yang bekerja di Perusda Banongan maupun yang bekerja di lahan pribadi, juga tertolong karena hasil pertanian mereka langsung terserap pabrik. (Radar)