KERJA sama usaha (joint operasional) yang dilakukan Perusda Banongan dengan Pabrik Gula (PG) Olean memantik harapan baru dalam swasembada gula di Kabupaten Situbondo.
Terutama bagi “kelangsungan hidup” kedua perusahaan tersebut. Pasalnya, Perusda Banongan dan PG Olean sama-sama dibelit masalah; Perusda Banongan sedang kesulitan finansial, dan PG Olehan kekurangan tebu sebagai bahan baku gula.
Selama ini, Perusda Banongan yang fokus pada penyediaan bahan baku gula alias tebu mengaku sulit menanam dan merawat tebu secara maksimal. Itu akibat dana yang dimiliki BUMD itu minim.
Sehingga, sekitar 262 hektare lahan milik Perusda Banongan tidak tergarap secara maksimal. Hal itu dapat dimaklumi. Penyebabnya, biaya bongkar ratun sangat besar.
Dengan kondisi finansial yang sangat terbatas, sulit bagi Perusda Banongan melakukan bongkar ratun atas seluruh lahan yang dimiliki.