Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mewaspadai Kejang pada Kehamilan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

mewaspadaiPADA kebanyakan wanita kehamilan adalah sesuatu yang sangat membahagiakan. Namun tidak sedikit pula yang takut akan adanya bahaya–bahaya saat kehamilan. Salah satu keadaan berbahaya tersebut adalah kejang saat kehamilan yang sering disebut eklamsi. Seorang wanita yang sedang hamil dengan eklamsi, akan mempunyai faktor risiko lebih tinggi mengalami komplikasi kehamilan dibandingkan wanita hamil tanpa eklamsi.

Eklamsi biasa terjadi pada usia kehamilan 20 minggu. Kadang bisa muncul satu minggu setelah melahirkan. Namun tidak menutup kemungkinan bisa terjadi lebih awal dari usia 20 minggu. Sebelum terjadi eklamsi, pada fase awal terlebih dahulu akan terjadi pre eklamsi. Pada kebanyakan wanita pre eklamsi tidak berkembang ke stadium yang lebih berat. Peralihan pre eklamsi dari stadium ringan ke stadium berat terjadi dalam beberapa minggu.

Bahkan bisa terjadi dalam beberapa hari. Pre eklamsi pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana tekanan darah ibu tinggi, yaitu ≥ 140/90 mmHg tanpa disertai kejang. Pre eklamsi dibagi menjadi dua lagi, yaitu Pre Eklamsi Ringan (PER) dan pre eklamsi berat (PEB). Dikatakan PER jika tekanan darah ibu ≥ 140/90 mmHg tanpa kejang. Dikatakan PEB bila tekanan darah ibu ≥ 160/110 mmHg tanpa kejang. Apabila sudah terjadi kejang, maka sudah termasuk pada eklamsi.

Faktor penyebab pre eklamsi dan eklamsi masih belum diketahui. Namun, biasanya disebabkan kenaikan berat badan yang berlebih saat hamil. Kenaikan berat badan yang normal adalah satu kilogram per minggu. Jika lebih, maka akan berisiko terkena eklamsi. Tanda dan gejala eklamsi, antara lain bengkak pada kedua tangan dan kadang kaki juga. Adanya protein pada urine (air seni) dan tekanan darah tinggi. Eklamsi sangat berbahaya, karena bisa menyebabkan kematian, baik bagi ibu maupun janin.

Tak jarang dokter spesalis kandungan menyarankan pada penderita pre eklamsi untuk bed rest atau istirahat total. Tidak jarang juga dokter menyarankan untuk dirawat inap di rumah sakit atau klinik kandungan. Pengobatan yang sering digunakan dokter untuk pasien pre eklamsi adalah MgSO4 (magnesium sulfat). MgSO4 adalah suatu cairan yang diberikan dengan cara disuntikan ke dalam cairan infus untuk mencegah terjadinya kejang.

Namun sering juga dokter mengobati pre eklamsi dengan cara mengakhiri kehamilan dengan melakukan induksi (suatu cara merangsang kontraksi rahim, sehingga janin bisa lahir secara normal). Setelah terjadi persalinan, biasanya tekanan darah ibu akan normal kembali. Jika tekanan darah ibu masih juga tinggi, maka perlu diberi obat anti hipertensi. Untuk itu, segeralah memeriksakan diri Anda sedini mungkin pada awal kahamilan.  Selain untuk penanggulangan terjadinya eklamsi, juga untuk merencanakan tindakan lanjut dari persalinan dengan eklamsi. (radar)

Kata kunci yang digunakan :